Pembelaan Mark Zuckerberg selama 7 Jam di Pengadilan Monopoli

16 April 2025, 15:15 WIB
Pembelaan Mark Zuckerberg selama 7 Jam di Pengadilan Monopoli

Pada hari kedua persidangan kasus antimonopoli yang bersejarah, Chief Executive Officer (CEO) Meta Mark Zuckerberg membela diri atas aksi korporasi akuisisi Instagram pada 2012. Mark Zuckerberg menyebut transaksi tersebut sebagai hal yang biasa bagi perusahaan teknologi.

Menurutnya, perusahaan mempertimbangkan manfaat dan biaya pengembangan produk baru sendiri dibandingkan dengan membeli perusahaan rintisan dengan produk yang ingin mereka tambahkan.

Ketika Instagram bersaing dengan aplikasi kamera milik perusahaannya yang sekarang sudah tidak ada lagi, "Kami melakukan analisis antara membangun sendiri atau membeli," kata Zuckerberg dikutip dari New York Times, Rabu (16/4/2025).

"Saya pikir Instagram lebih baik dalam hal itu, jadi saya pikir lebih baik untuk membelinya."

Zuckerberg adalah saksi utama dalam persidangan antimonopoli, di mana pemerintah menuduh Meta melanggar undang-undang persaingan dengan membeli WhatsApp dan Instagram dalam strategi "buy or bury".

Ia menghabiskan lebih dari tujuh jam menjawab pertanyaan pada Senin dan Selasa dari para penuntut di Pengadilan Washington Amerika Serikat (AS).

Kasus yang diajukan kepada Komisi Perdagangan Federal (FTC) melawan Meta Platforms ini menimbulkan ancaman konsekuensial terhadap bisnis Mark Zuckerberg, yang didirikan di kamar asramanya di Harvard pada 2004.

FTC telah meminta Hakim James E. Boasberg, yang memimpin, untuk menyatakan perusahaan yang beroperasi di Silikon Valey ini bersalah karena secara ilegal mempertahankan monopoli media sosial. Meta membeli Instagram seharga USD 1 miliar dan, dua tahun kemudian pada 2014, membeli WhatsApp seharga USD 19 miliar.

Jika tuntutan ini berhasil, pemerintah kemungkinan akan meminta hakim untuk membubarkan Meta dengan memerintahkannya untuk menjual kedua aplikasi tersebut.

Zuckerberg sebelumnya telah mengakui kemungkinan penjualan. Pengacara F.T.C. pada hari Selasa menyampaikan email internal yang ditulisnya pada tahun 2018 yang memperingatkan para eksekutif bahwa kekhawatiran antimonopoli dapat mengubah bisnis Meta.

"Seiring dengan meningkatnya seruan untuk memecah perusahaan teknologi besar, ada kemungkinan besar bahwa kita akan dipaksa untuk menghentikan Instagram dan mungkin WhatsApp dalam 5-10 tahun ke depan," tulis Zuckerberg.

Profil Mark Zuckerberg

Profil Mark Zuckerberg

Mark Elliot Zuckerberg, lahir di White Plains, New York pada 14 Mei 1984, telah mengubah cara dunia terhubung. Siapa yang menyangka, seorang mahasiswa Harvard yang memulai proyek sederhana di kamar asramanya akan menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia teknologi.

Perjalanan ini dimulai pada Februari 2004 ketika ia meluncurkan Facebook, yang kemudian menjadi Meta Platforms, raksasa media sosial yang kita kenal sekarang.

Semuanya berawal di Harvard University, dan kini pengaruhnya menyebar ke seluruh dunia. Motivasi awalnya mungkin sederhana, namun dampaknya telah membentuk lanskap digital global.

Dengan visi dan inovasi, Zuckerberg memimpin Facebook hingga menjadi platform media sosial paling dominan, sekaligus memicu berbagai perdebatan dan kontroversi.

Dari seorang anak yang bersekolah di Ardsley High School sebelum melanjutkan ke Phillips Exeter Academy, Zuckerberg menunjukkan kecerdasan dan minat teknologi sejak dini. Kemampuannya dalam pemrograman komputer terlihat jelas sejak masa sekolahnya.

Setelah masuk Harvard, ia bersama teman sekamarnya mengembangkan platform yang awalnya bernama 'thefacebook.com', sebuah direktori online untuk mahasiswa Harvard. Keberhasilan awal ini menjadi batu loncatan bagi Zuckerberg untuk membangun kerajaan digitalnya.

Perjalanan Zuckerberg tidak selalu mulus. Ia menghadapi berbagai tantangan dan kontroversi, termasuk gugatan hukum terkait penciptaan dan kepemilikan Facebook. Namun, ia mampu melewati rintangan tersebut dan terus memimpin Meta Platforms menuju kesuksesan.

Pertumbuhan eksponensial Facebook menjadikannya salah satu platform media sosial paling berpengaruh di dunia, mengubah cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan mengakses informasi.

Perubahan nama Facebook menjadi Meta Platforms pada Oktober 2021 juga menandai babak baru dalam perjalanan perusahaan, dengan fokus pada pengembangan metaverse, sebuah dunia virtual yang diprediksi akan menjadi masa depan internet.

Revolusi Digital: dari Facebook hingga Meta

Revolusi Digital: dari Facebook hingga Meta

Keberhasilan Facebook, yang kemudian menjadi Meta, tidak lepas dari strategi Zuckerberg yang inovatif dan kemampuannya beradaptasi dengan perubahan teknologi. Ia mampu membaca tren dan kebutuhan pengguna, serta mengembangkan fitur-fitur baru yang menarik dan relevan.

Perusahaan ini terus berinovasi, dari fitur sederhana berbagi foto dan status hingga algoritma yang canggih untuk personalisasi konten. Namun, kesuksesan ini juga diiringi dengan kritik terkait privasi pengguna, penyebaran informasi hoaks, dan pengaruhnya terhadap opini publik. Zuckerberg dan Meta telah menghadapi banyak tantangan dalam mengelola platform yang begitu besar dan kompleks.

Pertumbuhan pesat Facebook juga menimbulkan kekhawatiran tentang monopoli dan dampaknya terhadap persaingan di industri teknologi. Regulator di berbagai negara telah menyelidiki praktik bisnis Meta, dan perusahaan ini telah menghadapi berbagai denda dan tuntutan hukum. Zuckerberg sendiri telah beberapa kali memberikan kesaksian di depan kongres Amerika Serikat untuk menjelaskan kebijakan dan praktik perusahaan.

Meskipun demikian, Meta tetap menjadi pemain utama dalam dunia teknologi. Perusahaan ini memiliki miliaran pengguna di seluruh dunia dan menghasilkan pendapatan yang sangat besar. Zuckerberg, sebagai CEO dan pemegang saham pengendali, memiliki kekayaan yang luar biasa dan masuk dalam daftar orang terkaya di dunia.

Chan Zuckerberg Initiative: Filantropi di Tengah Kekayaan

Di tengah kesuksesan bisnisnya, Zuckerberg juga menunjukkan komitmennya terhadap filantropi. Bersama istrinya, Priscilla Chan, ia mendirikan Chan Zuckerberg Initiative (CZI) pada tahun 2015. Organisasi ini bertujuan untuk mengatasi beberapa tantangan sosial paling sulit di dunia, termasuk penyakit, pendidikan, dan kebutuhan masyarakat lokal. Mereka telah berjanji untuk menyumbangkan sebagian besar saham Meta mereka untuk mendukung misi CZI.

CZI telah mendanai berbagai proyek penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan, pendidikan, dan teknologi. Organisasi ini juga aktif dalam mendukung inisiatif-inisiatif lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Komitmen Zuckerberg dan Chan terhadap filantropi menunjukkan bahwa kesuksesan finansial dapat diiringi dengan tanggung jawab sosial dan keinginan untuk membuat dampak positif di dunia.

Melalui CZI, Zuckerberg dan Chan berupaya untuk menciptakan perubahan jangka panjang yang berkelanjutan. Mereka berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan, serta berkolaborasi dengan berbagai organisasi untuk mencapai tujuan mereka. Komitmen mereka terhadap filantropi telah mendapatkan pengakuan luas dan menginspirasi banyak orang untuk terlibat dalam kegiatan sosial.

Sumber : Liputan6.com