Hadapi Tarif Impor Baru, Hyundai Investasi Rp 332 Triliun di Amerika Serikat
04 April 2025, 14:05 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5177517/original/085471800_1743201124-Screenshot_2025-03-29_052850.jpg)
Hyundai memperingatkan potensi kenaikan harga mobil di Amerika Serikat (AS), sebagai dampak langsung dari tarif impor baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump.
Padahal, pabrikan asal Korea Selatan ini baru saja menggelontorkan investasi sebesar USD 21 miliar atau sekitar Rp 332 triliun di AS demi memperluas operasional produksinya.
Disitat dari Carscoops, dalam pemberitahuan resmi kepada para dealer, CEO Hyundai dan Genesis Motor North America, Randy Parker menyatakan bahwa 'tarif tidaklah mudah' dan menambahkan bahwa harga kendaraan saat ini tidak dijamin dan dapat berubah untuk unit yang dijual grosir setelah 2 April.
Hal ini berarti harga mobil yang dikirim setelah tanggal tersebut, kemungkinan besar akan mengalami penyesuaian atau kenaikan.
Meski Parker tidak merinci seberapa besar kenaikan harga yang akan berlaku, dampaknya diyakini paling terasa bagi konsumen berpenghasilan rendah.
Saat ini saja, harga rata-rata mobil baru di Negeri Paman Sam sudah berada di tingkat yang tinggi, dan tambahan biaya akibat tarif baru bisa semakin memberatkan.
Mengutip laporan dari USA Today, Cox Automotive memperkirakan bahwa tarif impor sebesar 25 persen akan menambah sekitar US$ 3.000 di harga mobil buatan AS.
Sementara untuk mobil yang dirakit di Meksiko dan Kanada, tambahan biaya bisa mencapai US$ 6.000 atau lebih.
Dengan begitu, kondisi ini menjadi situasi yang ironis bagi Hyundai yang selama ini dikenal gencar berinvestasi di lini produksi lokal.
Kompleks produksi kendaraan listrik dan hybrid milik Hyundai di Georgia, merupakan salah satu bukti keseriusan jenama Negeri Ginseng tersebut.
Advertisement
Presiden Donald Trump Tidak Peduli
Namun, jika Hyundai saja harus menaikkan harga meski punya fasilitas produksi besar di AS, pabrikan lain yang lebih mengandalkan impor diprediksi bakal menaikkan harga lebih tinggi lagi.
Sementara itu, Presiden Trump sendiri tetap tidak peduli terkait dampak kenaikan harga mobil di AS.
Berbicara pada pekan lalu, ia menegaskan kembali bahwa jika produsen mobil asing menaikkan harga, maka dengan biaya yang lebih tinggi itu, bakal mendorong konsumen beralih ke kendaraan buatan AS.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4995048/original/088256300_1730975735-Infografis_SQ_Efek_Donald_Trump_Menang_Pilpres_AS_ke_Perekonomian_Global.jpg)
Advertisement