Jepang Siapkan Evakuasi 100 Ribu Warganya dari Pulau Dekat Taiwan Jika Konflik Meletus

30 March 2025, 09:03 WIB
Jepang Siapkan Evakuasi 100 Ribu Warganya dari Pulau Dekat Taiwan Jika Konflik Meletus

Untuk pertama kalinya, Jepang mengumumkan rencana evakuasi lebih dari 100.000 warga sipil dari beberapa pulau terpencil dekat Taiwan jika terjadi konflik di wilayah tersebut.

Dalam rencana darurat ini, kapal dan pesawat akan dikerahkan untuk mengangkut sekitar 110.000 penduduk dan 10.000 wisatawan dari lima pulau di rantai Sakishima yang terletak di bagian barat daya Jepang. Menurut laporan Kyodo, evakuasi ini akan membawa para pengungsi ke delapan prefektur di bagian barat daya dan barat Jepang dalam waktu enam hari. Para pengungsi akan diangkut menggunakan kapal feri atau pesawat ke Kyushu, salah satu dari empat pulau utama Jepang, sebelum dipindahkan ke tempat penginapan di lokasi lain.

Pemerintah Tokyo juga berencana untuk melakukan latihan evakuasi di pulau-pulau Sakishima, yang merupakan bagian dari Prefektur Okinawa, mulai April tahun depan. Demikian seperti dikutip dari The Guardian.

Kemungkinan invasi China ke Taiwan, sebuah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri namun diklaim sebagai wilayah China yang harus diperjuangkan kembali, telah memaksa Jepang memperkuat langkah-langkah perlindungan terhadap pulau-pulau terpencil yang dapat terlibat dalam konflik di Selat Taiwan.

Pemerintah Jepang juga berencana untuk menempatkan unit rudal pandu permukaan-ke-udara di Yonaguni, yang terletak 100 km dari Taiwan. Menurut laporan media Jepang, pulau yang memiliki pangkalan pasukan pertahanan Jepang ini sedang membangun tempat perlindungan bawah tanah sementara yang dipenuhi dengan persediaan makanan dan air yang cukup untuk dua minggu.

Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani mengatakan pada Januari bahwa dia merasakan "krisis yang kuat" di kalangan warga yang tinggal di pulau-pulau perbatasan Jepang.

"Saya ingin mengambil semua langkah yang mungkin untuk pertahanan negara kita," ujarnya menurut surat kabar Yomiuri Shimbun.

Taiwan tidak disebutkan secara khusus dalam rencana Jepang, namun kekhawatiran bahwa pulau itu bisa menjadi titik konflik militer meningkat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 dan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih beserta kebijakan luar negeri "America First", di mana beberapa pejabat lokal mempertanyakan komitmen Amerika Serikat (AS) untuk melindungi Taiwan dan sekutu-sekutu AS di kawasan tersebut.

Topik Panas

Topik Panas

Rencana evakuasi ini banyak diberitakan di Taiwan, di mana banyak media mengaitkannya dengan ancaman di Selat Taiwan dan perubahan hubungan dengan AS.

"Semakin terasa seperti perang," komentar seorang pembaca dalam laporan berita lokal.

"Orang Jepang juga tahu bahwa Trump tidak akan melindungi Taiwan," kata pembaca lainnya. "Sekalipun mereka mengirim senjata ke Taiwan, kemungkinan besar mereka tidak akan menang. Untuk menghindari risiko, mereka sudah memikirkan cara untuk mundur. Tapi, apakah pemerintah kita sudah memikirkan cara untuk melindungi rakyat?"

Awal bulan ini, media Jepang melaporkan bahwa pemerintah berencana untuk menempatkan rudal jarak jauh di Kyushu, di tengah kekhawatiran terhadap sikap pemerintahan Trump terkait pakta keamanan pascaperang antara kedua negara, yang mengikat AS untuk membela Jepang jika diserang.

Trump mengkritik bahwa perjanjian keamanan Jepang-AS itu tidak saling menguntungkan. Dia mengatakan pada awal Maret, "Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Jepang, tetapi kami memiliki kesepakatan yang menarik dengan Jepang di mana kami harus melindungi mereka, namun mereka tidak perlu melindungi kami."

"Begitulah isi kesepakatan tersebut... dan omong-omong, mereka mendapatkan keuntungan besar secara ekonomi dari kami. Sebenarnya saya bertanya, siapa yang membuat kesepakatan seperti ini?"

Kyodo melaporkan Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi menyatakan bahwa rencana evakuasi disusun dengan asumsi Jepang akan menghadapi situasi di mana serangan bersenjata diprediksi.

Okinawa, yang menjadi rumah bagi hampir 50.000 pasukan AS, bisa memainkan peran militer kunci jika terjadi keadaan darurat terkait Taiwan.

Jepang sendiri terlibat dalam sengketa dengan China mengenai Kepulauan Senkaku, sekelompok pulau tak berpenghuni di Laut China Timur yang dikelola oleh Tokyo, namun diklaim oleh China, di mana pulau-pulau tersebut dikenal dengan nama Diaoyu.

Sumber : Liputan6.com