Eropa Sepakat Tolak Cabut Sanksi terhadap Rusia

28 March 2025, 12:58 WIB
Eropa Sepakat Tolak Cabut Sanksi terhadap Rusia

Para pemimpin Eropa dalam pertemuan di Paris, Prancis, Kamis (27/3/2025), sepakat sekarang bukan saatnya untuk mencabut sanksi terhadap Rusia. Sementara itu, Inggris dan Prancis mulai menyusun rencana mengirim pasukan "penjaga perdamaian" jika gencatan senjata tercapai.

Pertemuan ini merupakan upaya terbaru untuk menyelaraskan kebijakan setelah Donald Trump mengejutkan Eropa dengan membuka dialog langsung dengan Kremlin.

Amerika Serikat (AS) mengklaim telah mencapai kemajuan awal menuju gencatan senjata untuk mengakhiri konflik tiga tahun yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

"Sudah sangat jelas bahwa sekarang bukan saatnya mencabut sanksi---justru sebaliknya. Yang kami bahas adalah bagaimana memperketat sanksi untuk mendukung inisiatif AS agar Rusia mau berunding," ujar Perdana Menteri Inggris Keir Starmer seperti dikutip dari CNA.

Dalam kesempatan terpisah, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan bahwa mencabut sanksi tanpa gencatan senjata adalah "kesalahan besar" dan "tidak masuk akal".

Pertemuan di Paris yang dihadiri lebih dari 20 kepala negara dan pemerintahan Eropa ini juga mengungkap perbedaan pendapat di antara "koalisi negara-negara yang bersedia", di mana tidak semua negara setuju dengan rencana Prancis-Inggris untuk mengerahkan pasukan pasca-perang.

"Putin benar-benar ingin memecah belah Eropa dan AS. Itu yang dia inginkan," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy usai pertemuan, seraya menambahkan bahwa Kyiv ingin Washington bersikap lebih tegas terhadap Kremlin.

Dia memperingatkan, "Semua pihak menyadari bahwa saat ini Rusia sama sekali tidak menginginkan perdamaian."

Presiden Emmanuel Macron selaku tuan rumah menuturkan, "Ini (pengiriman pasukan penjaga stabilitas ke Ukraina) belum disepakati semua pihak, tapi kita tidak butuh kesepakatan mutlak untuk melakukannya."

Macron juga mengumumkan bahwa delegasi Prancis-Inggris akan berkunjung ke Ukraina dalam beberapa hari mendatang untuk pembahasan lebih lanjut.

Harapan Italia

Harapan Italia

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, yang sejak lama menyatakan keraguannya terhadap rencana pengiriman pasukan, berharap AS akan terlibat dalam pertemuan Eropa berikutnya tentang Ukraina. Dia kembali menegaskan penolakan Italia untuk mengirim pasukan.

Di sisi lain, PM Inggris memuji pertemuan di Paris dengan mengatakan, "Ini adalah Eropa yang bergerak bersama mendukung proses perdamaian dalam skala yang belum kita lihat selama puluhan tahun, didukung mitra dari seluruh dunia."

Ukraina telah menawarkan gencatan senjata 30 hari melalui AS, namun Rusia hingga kini belum merespons---memicu kekecewaan sekutu-sekutu Eropa.

Jurang antara kedua pihak semakin terlihat ketika Ukraina pada Kamis menuduh Rusia melanggar kesepakatan terbatas yang difasilitasi AS dengan menyerang infrastruktur energi di Kherson hingga menyebabkan pemadaman listrik. Tentara Ukraina membantah klaim Rusia bahwa merekalah yang justru menargetkan situs-situs energi.

Pertemuan di Prancis ini digelar setelah Gedung Putih menyatakan Rusia dan Ukraina telah menyepakati garis besar gencatan senjata terbatas di Laut Hitam melalui pembicaraan terpisah dengan pejabat AS di Arab Saudi.

Sumber : Liputan6.com