Misi Chang'e 6 Ungkap Keberadaan Lautan Magma di Sisi Jauh Bulan

26 March 2025, 03:00 WIB
Misi Chang'e 6 Ungkap Keberadaan Lautan Magma di Sisi Jauh Bulan

Penjelajahan luar angkasa terus mengungkap misteri baru di luar angkasa, kali ini melalui misi Chang'e yang diluncurkan oleh China. Dalam ekspedisinya ke sisi jauh bulan, wahana antariksa ini menemukan bukti adanya lautan magma purba yang pernah mendominasi permukaan satelit alami bumi tersebut.

Penemuan ini menjadi tonggak penting dalam memahami sejarah geologis Bulan serta evolusi tata surya. Dikutip dari Science Daily pada Selasa (25/03/2025), sampel Bulan terbaru yang dibawa kembali oleh misi Chang'e 6 milik China telah mengonfirmasi bagian penting dari sejarah geologi awal bulan, yakni keberadaan lautan magma.

Analisis fragmen basal yang dikembalikan oleh misi tersebut telah memberikan bukti signifikan yang mendukung teori yang telah lama ada bahwa bulan pernah ditutupi oleh lautan magma yang luas di masa-masa awalnya. Lapisan cair ini, yang diyakini telah ada selama puluhan hingga ratusan juta tahun, memainkan peran penting dalam membentuk permukaan bulan.

Fragmen-fragmen tersebut menunjukkan kemiripan yang mencolok dengan basal titanium rendah yang sebelumnya dikumpulkan oleh misi Apollo NASA dari sisi dekat bulan. Hubungan ini meningkatkan pemahaman tentang proses vulkanik bulan dan mendukung gagasan bahwa proses-proses ini tersebar luas di seluruh permukaan bulan.

Sampel Chang'e 6 juga mengungkapkan perbedaan yang jelas dari sampel yang dikumpulkan selama misi Apollo. Salah satu temuan yang paling mencolok adalah rasio isotop uranium dan timbal yang bervariasi jika dibandingkan dengan sampel Apollo.

Variasi ini kemungkinan besar disebabkan oleh peristiwa tumbukan yang membentuk Cekungan Kutub Selatan-Aitken sekitar 4,2 miliar tahun yang lalu. Tumbukan kolosal tersebut mengubah sifat kimia dan fisik mantel bulan di wilayah tersebut, yang mungkin menjelaskan karakteristik unik dari material yang diambil oleh Chang'e 6.

Perbedaan yang diamati dalam kepadatan, struktur, dan komposisi kimia dari sampel Chang'e 6 membuka jalan yang menarik bagi penelitian bulan di masa mendatang. Para ilmuwan kini memiliki kesempatan untuk meninjau kembali teori-teori lama dan mengembangkan teori-teori baru mengenai asal-usul dan evolusi bulan.

Misi Chang'e 6

Melansir laman Space pada Selasa (25/03/2025), misi Chang'e 6 menandai misi kedua China untuk membawa sampel bulan pada Mei 2024. Misi ini menyusul keberhasilan Chang'e 5 di 2020. Tidak seperti pendahulunya, yang mendarat di sisi dekat bulan, Chang'e 6 berfokus pada sisi jauh, wilayah yang belum pernah dieksplorasi melalui pengambilan sampel.

Pada Juni 2024, misi tersebut berhasil membawa kembali total 1.935 gram material dari Cekungan Kutub Selatan-Aitken (SPA), wilayah yang kaya akan potensi ilmiah. Cekungan Aitken Kutub Selatan adalah struktur tumbukan raksasa yang berada di sisi jauh bulan.

Pinggiran bagian dalamnya membentang sekitar 2.000 kilometer dalam dimensi sumbuh panjang. Struktur dan sejarah cekungan ini diterangi oleh data gravitasi dan topografi, yang membatasi distribusi massa di bawah permukaan.

Data-data ini menunjukkan kelebihan massa yang besar di mantel bulan di bawah Cekungan Aitken Kutub Selatan. Cekungan ini diperkirakan terbentuk sekitar 4 miliar tahun lalu.

Wahana antariksa ini akan menjalankan misi mempelajari lingkungan sekitar dan mengumpulkan 2 kilogram tanah dan batuan bulan. Sebagian sampel ini akan diambil dari permukaan dan sebagian lagi akan digali dari kedalaman 2 meter di bawah tanah dengan menggunakan bor onboard Chang'e-6.

Material tersebut kemudian akan diluncurkan ke orbit bulan dengan roket yang meluncur bersama pendarat. Wadah sampel akan bertemu dengan pengorbit Chang'e-6, kemudian kembali ke bumi.

Chang'e 6 juga membawa sejumlah instrumen ilmiah dari berbagai negara, termasuk Prancis, Italia, dan Pakistan. Instrumen tersebut bertujuan untuk mempelajari medan magnet, komposisi tanah, serta lingkungan plasma bulan. Kolaborasi ini memperluas pemahaman global tentang karakteristik sisi jauh bulan yang selama ini sulit dijangkau.

Sumber : Liputan6.com