Mana Lebih Baik, Zakat Fitrah ke Amil atau Langsung ke Orangnya? Gus Baha dan UAS Menjawab
22 March 2025, 05:30 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5167134/original/006016500_1742313513-zakat_fitrah.jpg)
Umat Islam memiliki kewajiban mengeluarkan zakat fitrah pada bulan Ramadhan hingga sebelum sholat Idulfitri. Zakat fitrah yang dikeluarkan berupa makanan pokok, misalnya beras seberat 2,5 kg atau 3,5 liter per jiwa.
Kewajiban menunaikan zakat fitrah berlaku bagi setiap jiwa. Ada tiga syarat yang menjadikan seseorang wajib mengeluarkan zakat fitrah, yaitu beragama Islam, hidup pada saat bulan Ramadhan, dan memiliki kelebihan rezeki atau kebutuhan pokok untuk malam dan Idulfitri.
Zakat fitrah bukan sekadr ibadah wajib yang ditunaikan oleh setiap muslim, tapi ibadah ini juga sarat dengan nilai sosial. Hal ini karena zakat fitrah diberikan kepada sesama muslim yang tergolong sebagai mustahik.
Dalam praktiknya, banyak muslim yang membayar zakat fitrah ke amil di masjid. Kemudian panitia akan menyalurkan zakat fitrah tersebut kepada mustahik. Di samping itu, ada juga yang langsung memberikan kepada orangnya tanpa melewati amil.
Pertanyaannya, mana lebih baik antara zakat fitrah ke amil dan langsung kepada orangnya? Simak penjelasan ulama kharismatik KH Ahmad Bahaudin Nursalim (Gus Baha) dan Ustadz Abdul Somad (UAS).
Advertisement
Penjelasan Gus Baha
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4786884/original/087487500_1711549746-Gus_Baha...ok.jpg)
Gus Baha tidak menyalahkan orang yang menyalurkan zakat fitrah ke amil. Namun menurut pandangannya, zakat sebaiknya disalurkan langsung ke penerimanya. Dalam hal ini Gus Baha tidak menjelaskan secara khusus tentang zakat fitrah, namun zakat secara umum.
"Misalnya saya punya uang satu juta. Kebetulan yang miskin itu keponakan saya atau orang yang tidak wajib saya tanggung. Saya tahu kalau saya kasih ke masjid satu juta nanti dibagi satu kampung itu nanti keponakan saya cuma dapat 25 ribu, itu tidak bisa beli beras. Tapi kalau saya sendiri yang memberikan bisa kebagian 300 ribuan atau kebagian satu jutaan," kata Gus Baha dikutip dari YouTube Al Mannaf Studio,Jumat (21/3/2025).
Gus Baha memilih memberikan zakat langsung ke mustahiq agar penerima zakat bisa mendapat lebih banyak, apalagi mustahiqnya adalah kerabat sendiri. Namun, menyalurkannya melalui amil boleh-boleh saja.
"Ini namanya benar-benar khilaf. Yang mengatakan ta'min harus rata biar adil ya masuk akal. Sama-sama fakir kok tidak dibagi rata. Tapi ada ulama berkata mending tidak dibagi rata yang penting menghargai orang gimana faktor zakat itu ada ikhromnya," jelas Gus Baha.
Advertisement
Penjelasan UAS
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4454230/original/042413100_1685970656-uas_1.jpeg)
UAS mengatakan, pada zaman nabi zakat fitrah langsung diberikan kepada fakir miskin atau orang yang termasuk berhak menerimanya. Kala itu zakat fitrah tidak melalui amil.
"Nah sekarang tidak bisa, karena kalau kita langsung diserahkan ke fakir miskin nanti ada fakir miskin yang dapat sampai satu ton, karena kebetulan banyak kenalan dia, tapi ada yang tidak dapat," kata UAS dikutip dari YouTube Ustadz Abdul Somad.
Oleh sebab itu, UAS berpendapat sebaiknya zakat fitrah disalurkan melalui amil di masjid agar prinsip keadilan terwujud. Nanti panitialah yang akan membagikan kembali zakat fitrah tersebut kepada orang yang berhak menerimanya.
Dapat disimpulkan bahwa menyalurkan zakat fitrah bisa dilakukan melalui amil atau langsung ke penerima (mustahik). Soal mana yang lebih baik, ulama berbeda pendapat. Penjelasan Gus Baha dan UAS di atas mewakili dua pendapat ulama. Wallahu a'lam.