Dolar AS Keok, Rupiah Dekati Level 16.400 Hari Ini Kamis 20 Maret 2025

20 March 2025, 18:50 WIB
Dolar AS Keok, Rupiah Dekati Level 16.400 Hari Ini Kamis 20 Maret 2025

Rupiah (IDR) mengalami penguatan pada Kamis, 20 Maret 2025. Rupiah ditutup menguat 46 point terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 70 point di level Rp 16.485 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.531.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 16.470 - Rp.16.570," ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Kamis (20/3/2025).

Ibrahim melihat, pasar mulai lega dengan pengumuman The Fed bahwa tidak ada tindakan drastis dalam menghadapi perang dagang serta pada kondisi ekonomi global.

"Ketakutan akan hal ini menempatkan Wall Street pada posisi terendah enam bulan minggu lalu. Namun bank sentral memangkas perkiraan pertumbuhan tahunannya dan mengatakan pihaknya memperkirakan inflasi yang lebih tinggi," papar Ibrahim.

Tetapi ia juga melihat risiko ketidakpastian semakin meningkat setelah Israel kembali melancarkan serangan darat di Gaza pada hari Rabu (19/3), setelah melanggar gencatan senjata yang telah berlangsung hampir dua bulan.

Selain Israel, AS juga melanjutkan serangan udara terhadap target-target Houthi di Yaman sebagai respon atas serangan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Presiden AS Donald Trump juga menyatakan akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan-serangan Houthi di masa mendatang.

Ketegangan Rusia-Ukraina Mulai Mereda, Sanksi Ekonomi Bakal Longgar?

Ketegangan Rusia-Ukraina Mulai Mereda, Sanksi Ekonomi Bakal Longgar?

Sementara itu, di Eropa, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa penghentian serangan terhadap fasilitas-fasilitas energi dalam perang dengan Rusia dapat segera dilakukan, yang menunjukkan bahwa kedua pihak semakin dekat dengan gencatan senjata potensial yang dapat menyebabkan pelonggaran sanksi ekonomi.

"Fokus utama adalah pada lebih banyak langkah fiskal dari Beijing untuk mendukung belanja swasta dan mendorong pertumbuhan ekonomi, setelah sinyal menggembirakan dari para pembuat kebijakan selama seminggu terakhir," imbuh Ibrahim.

Pada Kamis (20/3), Bank Rakyat China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman utamanya tidak berubah.

APBN Defisit Rp 31,3 Triliun pada Februari 2025

APBN Defisit Rp 31,3 Triliun pada Februari 2025

Di dalam negeri, Pemerintah mengumumkan realisasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga Februari 2025.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat bahwa, hingga akhir Februari 2025 APBN mengalami defisit Rp 31,3 triliun atau 0,13 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

APBN tahun ini didesain dengan defisit Rp 612,2 triliun. Sehingga, defisit ini masih di dalam target yang didesain dari APBN. Sebagai catatan, defisit APBN tahun ini ditargetkan 2,53 persen terhadap PDB. Defisit terjadi saat belanja lebih tinggi dari pendapatan.

Dalam APBN 2025, pemerintah menargetkan belanja negara dalam sebesar Rp 3.621,3 triliun dan pendapatan negara Rp 3.005,1 triliun. Sehingga defisit anggaran dibatasi Rp 616,3 triliun. Sedangkan, realisasi belanja negara hingga akhir Februari sebesar Rp 348,1 triliun.

Adapun pendapatan negara hingga akhir Februari mencapai Rp 316,9 triliun. Penerimaan perpajakan mencapai Rp 240,4 triliun terdiri dari pajak 187,8 triliun dan penerimaan bea dan cukai Rp 52,6 triliun.

Sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 76,4 triliun. "Penerimaan pajak menjadi sorotan, khususnya setelah munculnya permasalahan imbas implementasi sistem Coretax," papar Ibrahim.

Hingga akhir Februari penerimaan pajak mencapai Rp 187,8 triliun. Atau 8,6 persen dari target. Data APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) biasanya dipublikasi kementerian keuangan di pekan kedua atau ketiga pada bulan berikutnya.

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)
Sumber : Liputan6.com