Kadar Gula Turun Saat Puasa? Ini Penyebab Utama dan 4 Cara Mengatasinya
20 March 2025, 12:55 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5168522/original/088351300_1742449886-Depositphotos_183234220_L.jpg)
Selama menjalankan puasa Ramadan ada berbagai pelajaran berharga yang bisa dipetik. Ibadah ini tidak hanya mengajarkan kesabaran dan pengendalian diri, tetapi juga memberikan banyak manfaat spiritual dan kesehatan. Namun, saat melaksanakan puasa seharian ini sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan akibat dari perubahan pola makan.
Tantangan yang kerap dialami saat berpuasa adalah penurunan kadar gula atau istilah medisnya dikenal hipoglikemia. Gejala penurunan kadar gula darah saat puasa bisa bermacam-macam, mulai dari rasa lemas, gemetar, hingga berkeringat dingin. Beberapa orang bisa mengalami pusing, sulit berkonsentrasi, hingga merasa sangat lapar.
Sekalipun umum, masalah hipoglikemia tidak boleh disepelekan karena dapat mengganggu kelancaran ibadah puasa ramadan dan aktivitas sehari-hari. Lantas, apa penyebab penurunan kadar gula dan bagaimana cara mengatasinya?
Penyebab Kadar GulaTurun Saat Puasa
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5168523/original/011796800_1742449887-Depositphotos_287911520_L.jpg)
Kadar gula darah dapat menurun saat puasa karena beberapa faktor yang berkaitan dengan proses metabolisme tubuh. Pertama, tubuh kita tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama kurang lebih 12-14 jam. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan sumber glukosa yang merupakan bahan bakar utama untuk menghasilkan energi.
Kedua, aktivitas fisik yang berat dan intens berisiko besar menghabiskan cadangan energi tubuh lebih cepat. Ketiga, orang dengan resistensi insulin atau diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko hipoglikemia.
Advertisement
Cara Menjaga Kadar Gula Saat Puasa
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5168524/original/033224600_1742449887-Depositphotos_365597030_L.jpg)
Jika Anda mengalami gejala hipoglikemia seperti gemetar, keringat dingin, pusing, dan lemas, segera berbuka puasa. Konsumsi makanan atau minuman manis yang mudah dicerna, seperti kurma, madu, atau jus buah, untuk mengembalikan kadar gula darah dan energi.
1. Pilih Menu Sahur yang Tepat
Persiapan penting untuk menghadapi puasa ramadan adalah waktu sahur. Konsumsi menu sahur yang tepat dan bergizi seimbang seperti karbohidrat kompleks, protein, dan serat, dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau oatmeal dicerna lebih lambat, sehingga menyimpan energi lebih lama. Kombinasikan dengan buah-buahan dan sayuran untuk memenuhi kebutuhan mineral tubuh.
2. Perhatikan Asupan Saat Berbuka
Berbuka puasa adalah momen penting untuk mengembalikan energi dan kadar gula yang menurun setelah seharian berpuasa. Konsumsi makanan atau minuman yang mudah dicerna, seperti kurma, air putih, hingga teh manis, untuk mengembalikan energi setelah berpuasa seharian.
Ketika memilih teh, pilihlah teh yang diambil dari pucuk daun teh pilihan yang tanpa pengawet dan tanpa pemanis buatan alias menggunakan pemanis alami, sebagai contoh Teh Pucuk Harum. Teh pucuk harum tidak hanya menyegarkan, tetapi juga kaya akan antioksidan yang baik untuk tubuh karena terbuat dari pucuk teh pilihan. Selain itu, kandungan pemanis alami dapat membantu mengembalikan energi setelah puasa sehingga tubuh kembali segar.
Setelah mengonsumsi Teh Pucuk, kamu bisa lanjutkan berbuka puasa dengan makanan ringan lainnya. Hindari makan secara berlebihan atau langsung makan berat karena dapat membebani pencernaan. Porsi kecil bergizi lebih disarankan untuk menjaga kadar gula darah.
3. Tetap Terhidrasi
Jangan hanya fokus memenuhi cairan di waktu sahur, kamu juga perlu memastikan minum air putih yang cukup sepanjang hari untuk mencegah dehidrasi yang dapat memperburuk kelelahan. Pastikan minum air putih yang cukup di waktu buka puasa, malam hari dan sahur, minimal 8 gelas per hari. Cairan yang cukup membantu menjaga metabolisme tubuh tetap terjaga.
4. Batasi Aktivitas Berat
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5168525/original/058407500_1742449887-Depositphotos_107539618_L.jpg)
Batasi aktivitas berat dan prioritaskan kegiatan yang lebih ringan. Istirahatlah yang cukup di malam hari dan siang hari untuk mengembalikan energi. Tidur siang singkat sekitar 15-20 menit dapat membantu memulihkan energi dan mengurangi kelelahan. Hindari begadang terlalu sering, yang berisiko melewatkan waktu sahur.
Dengan menerapkan pola makan berbuka puasa yang tepat, tubuh akan kembali berenergi, bugar dan siap beraktivitas.
(*)
Advertisement