Jurus Pemerintah Dongkrak Daya Saing dan Percepat Investasi
19 March 2025, 22:24 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5168178/original/035831300_1742397172-19_maret_2025-7.jpg)
Pemerintah terus memberikan perhatian penuh terhadap industri padat karya agar mampu terus bertumbuh dan menyerap tenaga kerja secara signifikan.
Sektor industri padat karya merupakan salah satu sektor yang memiliki penyerapan tenaga kerja yang optimal dan dinilai mampu menyokong pencegahan penambahan angka pengangguran.
Dalam rapat di Istana Merdeka, Rabu, 19 Maret 2025, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan deregulasi secara besar-besaran untuk meningkatkan daya saing, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat investasi di sektor tekstil, produk tekstil, sepatu, dan sektor padat karya lainnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, salah satu perhatian utama Pemerintah adalah sektor tekstil dan produk tekstil yang saat ini menyerap hampir 4 juta tenaga kerja dan mencatatkan ekspor lebih dari USD2 miliar.
"Tadi arahan Pak Presiden untuk terkait dengan ketersediaan bahan baku, terkait dengan illegal import, terkait supply chain itu untuk dipermudah dan disederhanakan. Jadi arahan pertama tentu Pemerintah harus melihat dari keseluruhan supply chain, dan juga melakukan harmonisasi daripada tarif yang sudah dilakukan. Dan kedua kita merespons terhadap barang yang didumping, melalui tindakan anti-dumping. Ini beberapa langkah yang kita akan lakukan, dan ditambah lagi tentu barang-barang ini adalah barang-barang yang kompetitif," tutur Menko Airlangga, seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (19/3/2025).
Selain itu, Presiden Prabowo Subianto juga mendorong agar program padat karya masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Hal tersebut dilakukan agar berbagai kemudahan perizinan dan fasilitas insentif bisa segera diberikan.
Advertisement
Upaya Pemerintah
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5168138/original/099262100_1742392163-WhatsApp_Image_2025-03-19_at_20.47.13_20458fce.jpg)
Menko Airlangga juga mengatakan Pemerintah akan terus melakukan deregulasi dan debirokratisasi, maupun mempermudah perizinan untuk pengembangan termasuk terkait dengan AMDAL serta Pemerintah akan membentuk satgas untuk melakukan percepatan.
"Yang ketiga, di tengah ketidakpastian di geopolitik, tentu pasar kita harus terus dijaga. Dan kalau kita lihat memang pasar terbesar tekstil, produk tekstil ini adalah di EU. Yang besarnya marketnya sekitar hampir ke 30 persen dari demand global. Amerika sekitar 15 persen dan the rest of the world sisanya. Sehingga menjadi penting tadi I-EU CEPA segera bisa diselesaikan," ujar Menko Airlangga.
Sedangkan dalam rangka menjaga daya saing industri, Pemerintah juga menyiapkan paket revitalisasi mesin-mesin produksi. Pemerintah menyediakan kredit investasi sebesar Rp20 triliun dengan subsidi bunga 5 persen untuk 8 tahun untuk sektor padat karya seperti tekstil, sepatu, makanan minuman, hingga furnitur.
"Selanjutnya tentu kita berharap bahwa dengan sektor padat karya ini bisa ditangani dengan baik. Kita berharap lapangan kerja bisa tercipta dan kita menargetkan sesudah I-EU CEPA ini diharapkan industri ini akan kembali bergeliat," pungkas Menko Airlangga.
Advertisement
Banyak Investor Mau Masuk Industri Padat Karya, Prabowo Minta Izin Disederhanakan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5167102/original/009661500_1742306811-cdacf437-a867-44a0-8f7f-1cd7ef219f5b.jpg)
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, saat ini terdapat sejumlah investor yang akan masuk ke industri padat karya terutama sektor tekstil dan produk tekstil. Untuk menfasilitas hal tersebut, pemerintah akan perbaikan dan mempermudah perizinan.
Hal ini dilakukan karena sektor padat karya ini memiliki kontribusi terhadap ekonomi Indonesia cukup besar. "Ekspor lebih dari USD 2 miliar dengan tenaga kerja hampir 4 juta orang. Ini memerlukan perbaikan terutama terkait perizinan," kata dia dalam konferensi pers di Istana Presiden, Rabu (19/3/2025).
Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal tersebut usai Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama para menteri dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Airlangga menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan terkait dengan ketersediaan bahan baku dan supply chain untuk dipermudah dan disederhanakan. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan respons terhadap barang-barang terkait tindakan anti dumping.
Untuk itu, pemerintah akan membentuk satgas untuk menjalankan deregulasi dan debirokratisasi maupun permudahan izin untuk pengembangan industri termasuk terkait dengan Amdal.
Selain itu, Airlangga melanjutkan, Presiden Prabowo juga meminta agar industri padat karya ini dibuatkan Proyek Strategis Nasional (PSN) sehingga investasi bisa cepat masuk.
Dalam rapat tersebut, Presiden juga menyoroti soal impor tekstil ilegal dan ketersediaan bahan baku.
Kemudian, pemerintah juga merespons terhadap tindakan anti dumping demi memastikan produk tekstil Indonesia tetap kompetitif di pasar internasional.
"Ditambah lagi tentu barang-barang ini adalah barang-barang yang kompetitif. Nah kompetitif terhadap pesaing kita, baik di Thailand, di Vietnam, maupun yang terakhir, yang menikmati besar itu Bangladesh," kata Airlangga.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4995048/original/088256300_1730975735-Infografis_SQ_Efek_Donald_Trump_Menang_Pilpres_AS_ke_Perekonomian_Global.jpg)