IHSG Terbakar, Saham Apa yang Menarik Dikoleksi?
18 March 2025, 16:10 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3893148/original/019406200_1641196875-20220103-Pembukaan_Awal_Tahun_2022_IHSG_Menguat-5.jpg)
Pasar keuangan Indonesia terutama pasar saham tengah tertekan. Di sesi pertama perdagangan, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) melemah 395,87 poin atau turun 6,12 persen ke level 6.076,08. Indeks LQ45 juga mengalami penurunan sebesar 38,27 poin atau 5,25 persen ke posisi 691,08.
Gejolak global ditambah sejumlah ketidakpastian yang terjadi didalam negeri telah menekan pasar saham dan nilai tukar. Diperlukan kecermatan ekstra untuk memilih investasi yang aman dan tetap mampu menghasilkan cuan.
Berbagai kebijakan tarif Trump diperkirakan akan memberi tekanan terhadap inflasi di Amerika Serikat, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap suku bunga di negara berkembang yang akan sulit dipangkas. Akibat perang dagang ini, Indonesia juga dapat dirugikan oleh dumping dari China yang mengalami kesulitan ekspor ke Amerika.
Turunnya peringkat saham dan rating Indonesia yang dilakukan oleh beberapa perusahan investasi internasional semakin memperparah tekanan terhadap indeks dan rupiah. Hantaman PHK yang dilakukan sejumlah perusahaan di dalam negeri, ditambah deflasi menjadi ancaman terhadap tingkat konsumsi masyarakat kedepan yang pada akhirnya akan memperlambat laju perekonomian.
Managing Director Research and Digital Production PT Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su menjelaskan, berbagai faktor ini menyebabkan terjadinya aksi jual di pasar saham.
Samuel Sekuritas memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan berada di level 7.300 dan nilai tukar Rp 16.600 per USD pada akhir 2025.
Dengan berbagai tekanan yang terjadi, sejumlah saham yang masih layak untuk dikonsumsi diantaranya Indofood CBP (ICBP), Sumber Alfaria Trijaya (AMRT), Japfa Comfeed Indonesia (JPFA).
"Kami juga menganjurkan investor untuk mengoleksi saham yang memberikan dividen tinggi seperti Astra International (ASII), HM Sampoerna (HMSP), Unilever Indonesia (UNVR),'' papar Harry dalam keterangan tertulis, Selasa (18/3/2025).
Untuk sementara hindari saham-saham dari sektor teknologi, semen, infrastruktur dan energi terbarukan, dan jangan menempatkan investasi hanya dalam satu instrumen saja dalam kondisi pasar yang penuh volatilitas. Selain saham, obligasi dan emas juga layak untuk dikoleksi.
Advertisement
Investasi Lainnya
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4220934/original/067076100_1668038885-Investasi_5.jpg)
Harry Su sendiri selain berinvestasi pada logam mulia seperti emas, ia juga mengoleksi lukisan, barang antik serta anjing ras sebagai hobi yang bisa menghasilkan cuan.
Untuk harga emas saat ini terus mencetak rekor tertinggi. Harga emas dunia mencetak rekor pada perdagangan Jumat kemarin sedangkan harga emas Antam juga mencetak rekor tertinggi pada perdagangan hari ini.
Sedangkan untuk anjing, ia sudah mulai memelihara sejak 1990 dan saat ini fokus untuk mengembangkan anjing Bichon hingga 40 ekor.
Ia memilih Bichon karena memiliki keistimewaan seperti tidak berbau, tidak terlalu berisik, bulunya tidak rontok sehingga cocok untuk penderita asma, ukurannya kecil sehingga cocok bagi mereka yang tinggal di apartemen atau hunian yang kecil.
Pencinta anjing rela merogoh kocek hingga puluhan juta untuk bisa mendapatkan anjing yang berkualitas.
''Sama seperti investasi di pasar keuangan yang harus dijaga, untuk menghasilkan anjing berprestasi juga diperlukan ketekunan dalam memilih makanan, pemeliharaan bulu dan menjaga kesehatan mereka, ujarnya.
Advertisement