Harga Emas Bertahan di Kisaran USD 3.000, Investor Menanti Pengumuman Bunga Fed

18 March 2025, 07:30 WIB
Harga Emas Bertahan di Kisaran USD 3.000, Investor Menanti Pengumuman Bunga Fed

Harga emas dunia stabil berada di kisaran USD 3.000 pada perdagangan hari Senin. Harga emas mampu bertahan di level psikologis tersebut sejak ditembus pada perdagangan Sabtu lalu. Saat ini, fokus investor emas pada perang tarif perdagangan dan pertemuan kebijakan Federal Reserve AS (Fed).

Dikutip dari CNBC, Selasa (18/3/2025), harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi USD 2.997,51 per ons, setelah mencapai rekor tertinggi USD 3.004,86 pada hari Jumat. Sedangkan harga emas berjangka AS naik tipis 0,2% menjadi USD 3.005,6.

Fed akan menyampaikan proyeksi ekonomi barunya pada minggu ini, yang akan memberikan bukti paling nyata sejauh ini tentang bagaimana bankir bank sentral AS memandang kemungkinan dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump yang telah mengaburkan prospek ekonomi yang sebelumnya solid.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada hari Minggu kemarin menyebutkan bahwa tidak ada jaminan bahwa tidak akan ada resesi di AS, meskipun mungkin ada penyesuaian.

"Saya perkirakan harga emas akan mengalami konsolidasi. Saat ini, pasar dalam mode wait and see menjelang keputusan Fed," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger.

Pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan menahan suku bunga pada hari Rabu, dengan pemotongan berikutnya pada Juni.

Emas batangan dengan imbal hasil nol dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah.

Data menunjukkan penjualan ritel AS pulih lebih rendah dari yang diharapkan pada Februari, menandakan pertumbuhan ekonomi moderat meskipun tarif impor dan PHK pekerja federal meredam sentimen.

"Jika data ekonomi terus melemah dan perang tarif global meningkat, emas akan terus diuntungkan," kata analis Heraeus Metals dalam sebuah catatan.

Sementara itu, Trump mengatakan ia berencana untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa dan membahas cara mengakhiri perang di Ukraina.

Usai Cetak Rekor, Harga Emas Makin Berkilau

Usai Cetak Rekor, Harga Emas Makin Berkilau

Sebelumnya, harga emas dunia mengalami koreksi setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di USD 3.004 per troy ons pada perdagangan Sabtu (15/3/2025), sebelum turun ke level USD 2.982 dengan penurunan harian sebesar 0,21%.

Pada perdagangan hari Senin (17/3/2025), harga emas dunia tetap kuat di dekat USD 2.985 setelah turun dari rekor tertinggi USD 3.005 selama sesi Asia awal. Ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump dan pelemahan Dolar AS menjadi faktor utama yang mendorong volatilitas harga emas.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, emas masih berpotensi untuk kembali menguji level psikologis USD 3.000 pada perdagangan hari ini. Namun, jika harga gagal menembus level tersebut dan terjadi reversal, emas bisa turun lebih lanjut hingga mencapai USD 2.978 sebagai target terdekat.

"Kondisi pasar akan sangat bergantung pada data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini, terutama laporan Penjualan Ritel untuk bulan Februari, yang dapat mempengaruhi pergerakan Dolar AS dan, secara tidak langsung, harga emas," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (17/3/2025).

Dolar AS yang lebih lemah akibat data ekonomi yang kurang memuaskan turut memberikan dukungan bagi harga emas. Indeks Sentimen Konsumen University of Michigan terbaru menunjukkan penurunan ke level 57,9, terendah sejak November 2022, dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 63,1. Pelemahan ini menambah tekanan pada dolar AS, yang berkontribusi terhadap stabilitas emas di sekitar USD 2.985.

"Selain itu, ketidakpastian terkait perang dagang AS dengan beberapa mitra utama juga menjadi faktor pendorong permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas," jelas Andy.

Geopolitik

Geopolitik

Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengancam akan memberlakukan tarif 200% pada produk minuman impor dari Eropa, sebagai respons terhadap rencana UE untuk mengenakan tarif baru pada whiskey Amerika dan produk lainnya mulai April mendatang. Ketegangan ini memicu volatilitas pasar dan meningkatkan daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi global.

Di sisi geopolitik, serangan kelompok Houthi terhadap kapal induk USS Harry S Truman dan kapal pendukungnya di Laut Merah menambah kecemasan di pasar. Serangan ini, yang melibatkan 18 rudal balistik dan jelajah serta drone, memperburuk ketegangan di Timur Tengah dan semakin mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset perlindungan.

Namun, terdapat potensi tekanan turun bagi harga emas jika ketegangan geopolitik mereda, terutama terkait konflik Rusia-Ukraina. AS dan Ukraina telah mengusulkan gencatan senjata 30 hari kepada Rusia, dan ada indikasi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin mempertimbangkan proposal tersebut. Jika terjadi peredaan ketegangan, investor bisa beralih ke aset berisiko lainnya, yang dapat menekan harga emas dalam jangka pendek.

Prospek Masih Bullish

Prospek Masih Bullish

Secara keseluruhan, emas masih memiliki prospek bullish dalam jangka pendek, didukung oleh ketidakpastian ekonomi global dan faktor geopolitik.

Namun, para pedagang harus tetap waspada terhadap potensi pembalikan arah harga jika terjadi perbaikan sentimen ekonomi atau perkembangan positif dalam hubungan perdagangan global.

Sumber : Liputan6.com