Jangan Sampai Ramadhan Sia-Sia karena Hal yang Dikira Sepele Ini, Peringatan UAH
16 March 2025, 14:20 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5031791/original/006983000_1733113341-Ustadz_Adi_Hidayat_UAH.jpg)
Ada orang yang disampaikan oleh Allah ke bulan Ramadhan dalam keadaan dosa yang menumpuk. Dosa lisan karena sering mencela, bergibah, dan berbohong.
Matanya sering melihat yang dilarang, telinganya mendengar hal yang keliru, kakinya melangkah ke tempat yang tidak benar. Namun, Allah tetap memberinya kesempatan untuk bertemu bulan suci.
"Allah berkeinginan mengumpulkan dia di bulan Ramadhan untuk menggugurkan semua dosanya dari ujung kepala sampai ujung kaki," kata Pendakwah muda Ustadz Adi Hidayat.
Kesempatan itu diberikan dengan penuh kemudahan. Sekali sholat, pahalanya berlipat ganda. Sekali membaca Al-Qur'an, ganjarannya mengalir deras. Semua ibadah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan luar biasa.
"Tapi ada orang yang sudah disampaikan ke bulan Ramadhan, terbentang sebulan penuh siang dan malamnya, namun dia tidak memanfaatkannya untuk mengambil anugerah dari Allah," kata Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @DiskusiQuran.
Menurut ulama yang sering bagi-bagi tiket umrah ini, Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga. Ada dimensi yang lebih besar yang harus dipahami setiap Muslim. "Kalau puasa hanya soal tidak makan dan minum, itu belum cukup. Ada aspek lain yang harus dijaga," tegasnya.
Sebagian orang menganggap Ramadhan hanya sebagai rutinitas tahunan. Mereka berpuasa, tapi tetap melakukan kebiasaan buruk. Lisan masih kasar, mata masih melihat yang haram, telinga masih menikmati ghibah.
"Orang seperti ini, puasanya hanya akan jadi formalitas. Padahal, Rasulullah pernah bersabda: 'Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga,'" jelasnya.
Advertisement
Puasa yang Benar Lakukan Ini
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5153792/original/063220700_1741324246-1741320298430_kata-kata-buat-puasa.jpg)
Puasa yang benar adalah yang bisa menahan seluruh anggota tubuh dari perbuatan dosa. Tidak hanya perut yang berpuasa, tapi juga hati, pikiran, dan perilaku.
"Kalau ingin puasamu diterima, jaga lisanmu, jaga matamu, jaga telingamu. Jangan sampai kita termasuk orang yang hanya mendapat lapar dan haus," ujarnya.
Ia pun mengingatkan bahwa setiap detik di bulan Ramadhan adalah peluang besar untuk meraih ampunan. "Ramadhan itu madrasah. Tempat kita belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik," katanya.
Bahkan, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ketika seorang Muslim berpuasa dengan ikhlas dan benar, maka dosanya akan dihapus hingga bersih seperti bayi yang baru lahir.
"Kalau kita masih melakukan maksiat saat puasa, maka sia-sia semua ibadah yang kita lakukan," tambahnya.
Bulan Ramadhan adalah momentum emas untuk memperbaiki diri. Jangan sampai dilewatkan dengan sia-sia.
"Saya ingin ingatkan, Ramadhan ini bisa jadi Ramadhan terakhir kita. Sudah banyak yang tahun lalu masih ada, sekarang sudah tiada. Maka manfaatkan sebaik mungkin," pesannya.
Sebagai bentuk muhasabah, ia mengajak umat Islam untuk merenungi satu pertanyaan penting. "Apa yang sudah kita persiapkan jika Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir kita?" tanyanya.
Advertisement
Jangan Anggap Sekadar Ritual
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5153922/original/005954300_1741324611-1741320549460_ucapan-selamat-puasa-untuk-pacar.jpg)
Ramadhan bukan hanya sekadar ritual, tapi juga sarana peningkatan ketakwaan. "Allah berfirman dalam Al-Qur'an, 'Kutiba 'alaikumus shiyam... la'allakum tattaqun.' Puasa diwajibkan agar kita menjadi orang yang bertakwa," jelasnya.
Ketakwaan itu harus tampak dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang berpuasa dengan baik, maka setelah Ramadhan kebiasaan baiknya akan tetap terjaga.
"Kalau setelah Ramadhan masih suka ghibah, masih mudah marah, masih sulit menahan diri, berarti puasanya belum berdampak," ujarnya.
Maka, setiap Muslim harus bertanya pada diri sendiri: Apakah puasa kita benar-benar sudah memperbaiki diri? Atau hanya sekadar menjalankan kewajiban tanpa makna?
"Jangan sampai kita masuk golongan yang hanya mendapat lapar dan dahaga," tegasnya sekali lagi.
Ramadhan adalah ladang pahala yang luas. Setiap Muslim berkesempatan mendapatkan ampunan dan rahmat-Nya. Namun, jika tidak digunakan dengan baik, maka hanya penyesalan yang akan datang.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul