Benarkah Orang yang Meninggal di Bulan Puasa Langsung Masuk Surga?

21 March 2025, 21:00 WIB
Benarkah Orang yang Meninggal di Bulan Puasa Langsung Masuk Surga?

Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang dinantikan oleh seluruh umat Muslim di dunia. Tidak hanya sebagai bulan kewajiban berpuasa, Ramadhan juga dipercaya memiliki berbagai keutamaan dan keistimewaan.

Salah satu kepercayaan yang beredar luas di masyarakat adalah orang yang meninggal di bulan puasa akan langsung masuk surga. Banyak yang berharap bisa meninggal di bulan puasa karena anggapan tersebut, namun benarkah demikian? Pertanyaan ini perlu dikaji lebih dalam dari perspektif agama.

Keistimewaan meninggal di bulan puasa memang sering menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Muslim. Bulan Ramadhan sebagai bulan penuh rahmat, maghfirah (ampunan), dan pembebasan dari api neraka, tentu menjadikan harapan meninggal di bulan puasa menjadi sesuatu yang wajar bagi sebagian orang.

Mereka beranggapan bahwa kondisi spiritual yang sedang berada di puncaknya ketika meninggal di bulan puasa bisa menjadi tiket langsung menuju surga. Namun, apakah ada dalil sahih yang mendasari kepercayaan ini?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu menelisik lebih jauh terkait hadits dan pendapat para ulama tentang orang yang meninggal di bulan puasa. Meskipun banyak keutamaan yang diberikan Allah SWT di bulan ini, perlu dipahami bahwa masuk surga tidak semata-mata ditentukan oleh waktu kematian seseorang, melainkan oleh amal saleh yang dilakukan sepanjang hidupnya.

Mari kita bahas lebih dalam tentang keyakinan ini dari berbagai sudut pandang, dalam rangkuman yang telah Liputan6.com susun berikut ini, pada Jumat (14/3).

Hadits Terkait Kematian di Bulan Ramadhan

Tidak Ada Hadits Spesifik Tentang Meninggal di Bulan Ramadhan

Dalam penelusuran hadits-hadits sahih, sebenarnya tidak ditemukan dalil yang secara eksplisit menyebutkan bahwa orang yang meninggal di bulan Ramadhan akan langsung masuk surga. Kepercayaan ini kemungkinan muncul dari pemahaman terhadap beberapa hadits yang berkaitan dengan keutamaan bulan Ramadhan secara umum, bukan tentang kematian di bulan tersebut secara khusus.

Dalam buku "Keistimewaan Puasa Menurut Syariat & Kedokteran" oleh Syeikh Mutawalli Sya'rawi, disebutkan sebuah hadits dari Amr bin Murrah al Juhni yang bercerita tentang seseorang dari Qudha'ah yang datang kepada Nabi Muhammad SAW dan bertanya:

"Wahai Rasulullah, apa pendapatmu apabila aku mengucapkan syahadat la ilaha illallah wa annaka Rasulullah (tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya kamu adalah utusan Allah), aku salat lima waktu, melakukan puasa Ramadhan, mengerjakan ibadah (salat Tarawih) bulan Ramadhan dan menunaikan zakat?"

Rasulullah SAW menjawab:

"Barang siapa yang meninggal dunia seperti ini maka dia termasuk golongan syuhada' dan shiddiqin." (HR Ibnu Hibban)

Hadits ini tidak secara spesifik menyebutkan tentang kematian di bulan Ramadhan, melainkan tentang seseorang yang melaksanakan kewajiban-kewajiban agama termasuk puasa Ramadhan, kemudian meninggal dalam keadaan tersebut.

Hadits Tentang Pintu Surga di Bulan Ramadhan

Hadits lain yang mungkin menjadi dasar kepercayaan ini adalah riwayat dari Abu Hurairah RA yang menyebutkan bahwa pintu-pintu surga dibuka selebar-lebarnya di bulan Ramadhan:

:

"Apabila telah datang bulan Ramadan, dibukalah pintu-pintu surga, dikunci pintu-pintu neraka, dan para setan dibelenggu." (HR Muslim)

Hadits ini menerangkan keistimewaan bulan Ramadhan dimana pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar, pintu-pintu neraka dikunci, dan para setan dibelenggu. Namun, hadits ini tidak secara eksplisit menyatakan bahwa orang yang meninggal di bulan Ramadhan akan langsung masuk surga.

Pemahaman Yang Tepat Terhadap Hadits

Kedua hadits di atas menunjukkan keutamaan bulan Ramadhan, namun tidak satu pun yang secara spesifik menjamin seseorang yang meninggal di bulan Ramadhan akan langsung masuk surga. Pemahaman yang tepat adalah bahwa bulan Ramadhan merupakan waktu istimewa dimana kesempatan beramal saleh sangat terbuka lebar, dan amal-amal tersebut yang bisa menjadi sebab seseorang masuk surga atas izin Allah SWT.

Pendapat Ulama Tentang Meninggal di Bulan Ramadhan

Fatwa Dairatul Ifta Yordania

Fatwa Syekh Nur Ali Salman yang dikeluarkan oleh Dairatul Ifta Yordania memberikan penjelasan yang sangat jelas tentang masalah ini. Beliau menerangkan bahwa masuk surga adalah atas dasar rahmat Allah SWT yang diberikan berdasarkan amal saleh seseorang, bukan disebabkan oleh waktu kematian di bulan Ramadhan.

.

"Masuk surga itu karena anugerah Allah, dan sebabnya karena amal saleh. Bulan Ramadhan menjadi waktu untuk beramal saleh. Tapi bukanlah maknanya siapa saja yang wafat di bulan Ramadhan akan masuk surga. Masuk surga itu karena sebab amal seperti yang telah kusebutkan." (Dairatul Ifta Fatwa Nomor 2322)

Fatwa ini dengan jelas menegaskan bahwa bulan Ramadhan adalah musim untuk beramal saleh, dan amal-amal itulah yang bisa menjadi sebab seseorang dimasukkan ke dalam surga, bukan semata-mata karena waktu kematiannya di bulan Ramadhan.

Pendapat Mufti Mesir

Mufti Mesir Syekh Syauqi 'Allam juga memberikan pandangan yang serupa. Beliau menyatakan bahwa kita boleh berharap bulan Ramadhan menjadi sebab diterimanya seseorang masuk surga, namun itu terkait dengan ketaatan yang dilakukan selama bulan tersebut, bukan semata-mata karena meninggal di bulan itu.

"Kita berharap itu menjadi tempat diterimanya orang tersebut dan pengharapan dengan perantara waktu (Ramadhan) ini atau tempat mulia ini. Tidak diragukan lagi orang puasa dan orang haji pasti dalam kondisi taat dan orang yang meninggal dalam ketaatan akan dibangkitkan sesuai dengan cara saat ia mati." (Darul Ifta' Mesir)

Penjelasan ini menekankan bahwa kematian dalam kondisi taat kepada Allah SWT yang menjadi faktor penting, bukan semata-mata bulan kematiannya.

Penjelasan dari Kitab Jawahir Al Bukhari

Dalam kitab Jawahir Al Bukhari karya Syaikh Muhammad Musthafa Imarah yang diterjemahkan oleh M Abdul Ghoffar, dijelaskan bahwa bulan Ramadhan memang memiliki keistimewaan bagi seorang muslim yang selalu mengerjakan kebaikan dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Namun, masuk surga bukan karena bulan Ramadhan itu sendiri, melainkan karena amal kebaikan yang dikerjakan sepanjang hidup, termasuk di saat bulan Ramadhan.

Kitab ini memperkuat pendapat bahwa keutamaan bulan Ramadhan adalah sebagai musim untuk meningkatkan amal saleh, dan amal-amal itulah yang menjadi sebab seseorang masuk surga, bukan waktu kematian di bulan tersebut.

Pendapat Ustaz Adi Hidayat

Ustaz Adi Hidayat (UAH) pernah menjelaskan tentang waktu-waktu yang diistimewakan oleh Allah SWT. Beliau menyatakan:

"Waktu memang ada yang diistimewakan oleh Allah SWT, berbeda dengan waktu lainnya. Ada waktu harian seperti sepertiga malam, ada waktu bulanan, ada waktu tahunan, seperti Ramadan, waktu Ramadan banyak keistimewaan, jika amal saleh ditingkatkan maka pahala dilipatgandakan."

Namun, UAH juga menegaskan bahwa waktu istimewa tersebut tidak serta merta menjamin seseorang masuk surga. Beliau menjelaskan:

"Jadi Ramadan, jika ada yang wafat di dalamnya, belum tentu jadi tanda kebaikan wafatnya, kecuali jika dia wafat dalam keadaan saleh."

Penjelasan ini semakin memperkuat bahwa faktor utama untuk masuk surga adalah kondisi keimanan dan amal saleh seseorang, bukan waktu kematiannya.

Perspektif Al-Quran Tentang Masuk Surga

Amal Saleh Sebagai Penentu Masuk Surga

Al-Quran telah memberikan penjelasan yang sangat jelas bahwa masuk surga ditentukan oleh iman dan amal saleh seseorang, bukan oleh waktu kematian. Allah SWT berfirman:

"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah: 82)

Ayat ini dengan jelas menegaskan bahwa keimanan dan amal saleh yang menjadi sebab seseorang masuk surga, bukan faktor eksternal seperti waktu kematian.

Rahmat Allah Sebagai Faktor Utama

Al-Quran juga menekankan bahwa masuk surga pada akhirnya adalah karena rahmat Allah SWT, bukan semata-mata karena amal perbuatan manusia:

"Katakanlah (Muhammad): 'Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau (siapa pulakah) yang dapat melindungi kamu, jika Allah menghendaki rahmat untuk dirimu?'" (QS. Al-Ahzab: 17)

Ayat ini menunjukkan bahwa pada akhirnya, semua kembali kepada kehendak dan rahmat Allah SWT. Meskipun seseorang banyak beramal saleh, masuk surga tetaplah atas izin dan rahmat Allah SWT.

Kontinuitas Dalam Beramal Saleh

Al-Quran menekankan pentingnya kontinuitas dalam beramal saleh hingga akhir hayat:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran: 102)

Ayat ini menekankan pentingnya menjaga keislaman hingga akhir hayat, yang menjadi faktor penting untuk masuk surga, bukan waktu kematian.

Berdasarkan kajian terhadap hadits-hadits dan pendapat para ulama di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada jaminan khusus bahwa seseorang yang meninggal di bulan Ramadhan akan langsung masuk surga. Masuk surga ditentukan oleh iman dan amal saleh yang dilakukan selama hidup, serta rahmat Allah SWT.

Sumber : Liputan6.com