Manajer di Perusahaan China Pekerjakan 22 Karyawan Fiktif, Raup Untung Rp36,3 Miliar
14 March 2025, 17:04 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4347729/original/082024200_1678087558-20230306-Ekonomi-China-AP-6.jpg)
Seorang manajer di sebuah perusahaan China viral lantaran mempekerjakan 22 karyawan fiktif. Dari hasil kecurangan itu, ia bisa menggelapkan 16 juta yuan dalam bentuk gaji dan pesangon dari perusahaan.
Pria bermarga Yang yang bekerja di sebuah perusahaan jasa ketenagakerjaan di Shanghai bertanggung jawab untuk mengelola penggajian orang-orang. Lantaran posisinya adalah kepala HRD.
Cara kerjanya adalah, ia membuat catatan pekerjaan dari seorang karyawan. Contohnya, ada karyawan fiktif bermarga Sun, dan mengajukan pembayaran gaji atas nama Sun, dikutip dari laman SCMP, Jumat (14/3/2025).
Yang kemudian mentransfer gaji tersebut ke kartu bank yang berada di bawah kendalinya, meskipun bukan atas namanya.
Ketika perusahaan jasa ketenagakerjaan menyadari gaji tersebut belum disetorkan ke rekening Sun, Yang mengklaim bahwa perusahaan teknologi tersebut telah menunda pembayaran.
Sejak 2014, ia memalsukan catatan untuk 22 karyawan palsu, dan mengantongi gaji dan pesangon senilai total 16 juta yuan.
Kemudian pada tahun 2022, departemen keuangan perusahaan teknologi tersebut memperhatikan bahwa Sun memiliki kehadiran yang sempurna dan menerima gaji tepat waktu, tetapi tidak seorang pun pernah melihatnya di kantor.
Advertisement
Investasi Dilakukan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5068574/original/040963800_1735278103-1735035078997_mimpi-di-tilang-polisi.jpg)
Masalah tersebut lalu dilaporkan ke pihak berwenang. Investigasi terhadap catatan kehadiran dan transaksi bank mengungkap penipuan karyawan hantu yang dilakukan Yang selama delapan tahun.
Yang akhirnya dijatuhi hukuman 10 tahun dan dua bulan penjara karena penggelapan, pencabutan hak politik selama satu tahun dan denda.
Ia juga diperintahkan untuk mengembalikan 1,1 juta yuan dari dana yang dicuri, sementara keluarganya mengembalikan tambahan 1,2 juta yuan.
Kasus tersebut dilaporkan oleh media China pada bulan Maret 2025 dan menarik banyak perhatian di media sosial.
Seorang pengamat daring berkata: "Sistem penggajian perusahaan jasa ketenagakerjaan memiliki kelemahan besar yang memungkinkan orang seperti Yang memanfaatkannya."
"Yang sangat berani! Dia mencuri begitu banyak uang sementara banyak karyawan yang sebenarnya menderita karena upah yang belum dibayarkan. Dia seharusnya malu," kata pihak lainnya.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4457843/original/099612700_1686197150-230607_JOURNAL__Sejarah_dan_Upaya_Pemberantasan_Korupsi_di_Indonesia_S.jpg)
Advertisement