Kisah Toni Kroos, Ketika Final Liga Champions 2012 Berubah Menjadi Mimpi Buruk
15 March 2025, 01:00 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4850245/original/099070500_1717292037-20240602-Toni_Kroos-AFP_1.jpg)
Seorang gelandang tangguh yang dikenal dengan ketenangannya di lapangan, Toni Kroos, pernah mengalami masa kelam yang membawanya ke titik terendah dalam karier sepak bolanya. Kejadian pada 19 Mei 2012 menjadi saksi bagaimana pemain ini bisa terpuruk hingga membutuhkan pertolongan medis darurat.
Mengutip dari berbagai sumber, pada malam yang seharusnya menjadi pesta besar bagi Bayern Munchen di Allianz Arena, Kroos justru harus menelan pil pahit kekalahan dari Chelsea dalam final Liga Champions. Pertandingan yang disaksikan oleh 63 ribu penonton di stadion dan sekitar 90 ribu lainnya di area penonton publik di berbagai lokasi di Munchen itu berakhir dengan kekecewaan.
Kota Munchen saat itu telah bersiap menyambut kemenangan dengan spanduk bertuliskan one city, one dream yang terpasang di berbagai sudut kota beberapa hari sebelum pertandingan. Akan tetapi, mimpi indah itu harus sirna ketika Chelsea berhasil mengalahkan Bayern di kandang sendiri.
Dampak dari kekalahan tersebut sangat memengaruhi Kroos secara psikologis. Gelandang andalan Bayern itu mengakui bahwa ia mengonsumsi alkohol dalam dosis besar.
Hal tersebut digunakannya sebagai cara untuk mengatasi frustrasi yang dirasakannya. Kondisinya semakin memburuk hingga ia merasa perlu menghubungi layanan medis darurat.
Situasi malam itu begitu mengkhawatirkan sampai istrinya, Jessica Kroos memanggil dokter. Toni Kroos merasa tidak punya pilihan lain karena kondisinya yang semakin memburuk sehingga ia tetap memanggil layanan medis darurat.
Toni Kroos selama ini dikenal sebagai pemain yang tenang dan mampu mengatasi tekanan di pertandingan-pertandingan besar. Direktur olahraga Bayern Munchen pada masa itu mengakui bahwa kekalahan tersebut meninggalkan bekas yang membutuhkan waktu lama untuk dihilangkan.
Bayern Munchen harus menerima kekalahan yang menyakitkan dari Chelsea lewat adu penalti dengan skor 3-4. Suasana berubah mencekam ketika pemain terakhir Bayern, Bastian Schweinsteiger, gagal mengeksekusi tendangan penalti yang hanya mengenai tiang gawang. Padahal pada masa itu, sangat sulit menemukan tim yang mampu mengalahkan Bayern Munchen di Allianz Arena.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
Advertisement