Puasa Sia-Sia kalau Begini, Pahala Bisa Rusak Kata UAH

11 March 2025, 07:30 WIB
Puasa Sia-Sia kalau Begini, Pahala Bisa Rusak Kata UAH

Ibadah puasa di bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga. Tetapi puasa juga soal mengontrol diri dari segala hal yang dapat mengurangi atau bahkan merusak pahalanya.

Sebuah peringatan penting disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam kajian bakda subuhnya, bahwa ada amalan yang bisa membuat puasa menjadi sia-sia meskipun secara fisik seseorang tetap berpuasa.

UAH menegaskan bahwa menjaga lisan dan perilaku merupakan kunci utama dalam menjaga keutamaan puasa. Ia mengingatkan bahwa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa selain rasa lapar dan haus karena perbuatan mereka sendiri.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 183:

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Dikutip dari kanal YouTube @AdiHidayatOfficial, menurut UAH, ada beberapa hal yang dapat menghapus pahala puasa seseorang. Salah satunya adalah lisan yang tidak terjaga. Ia mengingatkan bahwa perkataan yang menyakitkan, ghibah (menggunjing), dan fitnah dapat membuat puasa seseorang tidak bernilai.

"Seseorang bisa saja berpuasa dari Subuh hingga Maghrib, tapi jika lisannya tidak terjaga, puasanya bisa sia-sia," ujar UAH.

Sulitnya Kendalikan Lisan

Sulitnya Kendalikan Lisan

Ia menambahkan bahwa lisan adalah salah satu anggota tubuh yang paling sulit dikendalikan, sehingga memerlukan latihan kesabaran yang ekstra selama Ramadhan.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari)

UAH juga menyoroti tentang bahaya amarah yang tidak terkendali saat berpuasa. Ia menekankan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar, tetapi juga menahan emosi. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ketika seseorang sedang berpuasa lalu diajak bertengkar, cukup katakan 'Saya sedang berpuasa'.

"Marah dan terprovokasi bisa merusak pahala puasa. Sebab, orang yang sedang marah cenderung berkata dan bertindak di luar kendali," tambahnya.

Selain itu, lalai dalam ibadah juga bisa membuat puasa kehilangan esensinya. Menurut UAH, Ramadan bukan hanya tentang tidak makan dan minum, tetapi juga momen untuk meningkatkan kualitas ibadah.

Jangan Sampai Kehilangan Ruh Puasa

Jangan Sampai Kehilangan Ruh Puasa

"Jangan hanya menahan lapar dan haus, tapi kosong dari ibadah. Jika seseorang tidak memperbanyak sholat, dzikir, atau membaca Al-Qur'an, puasanya bisa kehilangan ruhnya," jelasnya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:

"Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan haus." (HR. Ahmad)

UAH mengingatkan bahwa puasa yang dijalankan dengan penuh kesadaran akan membawa keberkahan. Namun, jika tidak diiringi dengan niat yang lurus dan usaha untuk menjaga akhlak, maka nilai ibadahnya bisa berkurang.

Sebagai penutup, UAH mengajak umat Islam untuk menjadikan Ramadan sebagai momen untuk memperbaiki diri, tidak hanya dari segi ibadah fisik, tetapi juga dalam menjaga hati dan perilaku.

"Allah tidak butuh kita sekadar menahan lapar dan dahaga. Yang Allah inginkan adalah kita menjadi pribadi yang lebih baik melalui ibadah puasa ini," tegasnya.

Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk senantiasa menjaga lisan, menghindari amarah, serta meningkatkan ibadah agar puasa yang dijalankan tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi juga membawa perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Simak Video Pilihan Ini:

Sumber : Liputan6.com