Waspada Tol Trans Sumatera Dipadati Mobil Pribadi di Mudik Lebaran 2025
09 March 2025, 18:00 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5071171/original/039540300_1735536815-IMG-20241230-WA0004.jpg)
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, menyoroti terkait kesiapan jalan tol Trans Sumatera menghadapi mudik lebaran 2025.
Djoko menilai, dengan semakin bertambahnya ruas tol beroperasi di Pulau Sumatera akan semakin banyak pemudik menggunakan kendaraan pribadi. Terlebih Lebaran 2025 sudah beroperasi fungsional hingga Kota Jambi, yakni Jalan Tol Ruas Bayung Lencir - Tempino (33,6 km).
Menghadapi musim mudik Lebaran 2025, diprediksi untuk Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), volume lalu lintas selama periode Lebaran 2025 H-7 hingga H+7 (24 Mar 2025 -- 08 April 2025) sebanyak 4.679.075 kendaraan atau meningkat 13,55% dari rata-rata jumlah kendaraan normal.
"JTTS meningkat 68,81% terhadap kondisi normal. Sedangkan non JTTS turun 13,23% terhadap kondisi normal," kata Djoko, Minggu (9/3/2025).
Ruas yang Dioperasikan HK
Merujuk data dari PT Hutama Karya (2025), total ruas yg dioperasionalkan PT Hutama Karya sepanjang 870,010 km, terdiri 12 ruas tol bertarif (724,08 km), 2 ruas tol belum bertarif (52,45 km), dan 3 ruas tol fungsional (93,48 km).
Ke 12 ruas tol bertarif adalah JORR Seksi S (14,25 km), akses Tanjung Priok (11,40 km), Palembang -- Sp. Indralaya (21,93 km), Terbanggi Besar -- Kayu Agung (189,40 km), Pekanbaru -- Dumai (131,69 km), Sigli -- Banda Aceh (Seksi 2 -- 6 Seulimeum -- Baitussalam) 48,58 km, Binjai - Langsa (Seksi 1 - 2 Binjai -- Tanjung Pura) 38,375 km, Pekanbaru -- Bangkinang -- Kotokampar (55,40 km), Bengkulu -- Taba Penanjung (16,725 km), Sp. Indralaya -- Prabumulih (64,5 km), Indrapura -- Kisaran (47,75 km), dan Kuala Tanjung -- Tebing Tinggi -- Prapat (84 km).
Untuk dua ruas tol belum bertarif adalah Betung -- Jambi (Seksi 3 Bayung Lencir -- Tempino) 33,6 km dan Binjai - Langsa (Seksi 3 Tanjung Pura -- P. Brandan) 18,85 km. sedangkan tiga ruas tol fungsional adalah Sigli -- Banda Aceh (Seksi 1 Padang Tiji --Seulimeum) 23,955 km di Prov. Aceh, Sicincin -- Padang (35,9 km) di Prov. Sumatera Barat, dan Palembang -- Betung (Seksi Rengas -- Pangkalan Balai) 33,625 km di Prov. Sumatera Selatan.
Advertisement
Stimulus Musim Mudik Lebaran 2025
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5071166/original/083934200_1735536714-IMG-20241230-WA0009.jpg)
Pada musim mudik Lebaran 2025, ada program pemberian Stimulus Ramadhan 2025 dengan pemberlakuan potongan tarif 20% pada jarak terjauh antara 24 -- 27 Maret 2025 dan 8 -- 9 April 2025 pada 5 ruas.
Kelima ruas tol itu adalah Jalan Tol Ruas Terbanggi Besar -- Pematang Panggang -- Kayu Agung (Asal Tujuan Bakauheni Selatan -- Kayu Agung maupun arah sebaliknya); Jalan Tol Ruas Indralaya -- Prabumulih (Asal Tujuan Palembang -- Prabumulih maupun arah sebaliknya).
Kemudian, Jalan Tol Ruas Pekanbaru -- Dumai (Asal Tujuan Pekanbaru -- Dumai maupun arah sebaliknya); Jalan Tol Ruas Indrapura -- Kisaran (Asal Tujuan Tanjung Pura -- Kisaran maupun arah sebaliknya); dan Jalan Tol Ruas Kuala Tanjung -- Tebing Tinggi -- Parapat (Asal Tujuan Tanjung Pura -- Sinaksak maupun arah sebaliknya).
Advertisement
Strategi Hadapi Mudik Lebaran 2025
Adapun kata Djoko Pemerintah akan menerapkan beberapa srategi menghadapi lonjakan kendaraan dan kemacetan lebaran 2025. Telah tersedia lajur khusus untuk top up dan petugas top up asongan di Gerbang Tol.
Disediakan kartu uang elektronik sebanyak 32.208 pieces (penambahan sebanyak 24.200 pieces). Juga menyiagakan petugas gerbang tol untuk bantuan tapping, penggunaan mobile reader untuk mengurai antrian di gerbang tol dan pengaturan lalu lintas.
Menghimbau dan mengarahkan pengguna jalan melakukan TOP UP di TIP (melalui public address, spanduk, VMS dan sosial media).
"Selain itu, untuk Rest Area KM 172 B dan KM 215 B disiapkan sebagai kantong parkir untuk menunggu antrian penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni," ujarnya.
Menurut Djoko, mudik menggunakan jalan tol lebih terjamin keamanannya, selain waktu tempuh perjalanan lebih cepat memangkas 50% dari waktu perjalanan semula.
"Seperti diketahui publik yang sering menggunakan jalan lintas timur, terasa tidak aman di beberapa lokasi, baik di Provinsi Lampung maupun Prov. Sumatera Selatan," pungkasnya.