Mongoloto Malu'o, Jadi Tradisi Wajib Sahur Awal Ramadan di Gorontalo

04 March 2025, 16:00 WIB
Mongoloto Malu'o, Jadi Tradisi Wajib Sahur Awal Ramadan di Gorontalo

Tradisi menyajikan hidangan khas pada hari pertama sahur menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya masyarakat. Di Gorontalo, sajian berbahan dasar ayam kampung menjadi pilihan utama menu sahur pertama Ramadan.

Tradisi ini dikenal dengan sebutan Mongoloto Malu'o, yang telah berlangsung secara turun-temurun.

Setiap menjelang Ramadan, pasar-pasar tradisional di Gorontalo mengalami lonjakan permintaan ayam kampung.

Para pedagang dan pembeli memenuhi pasar sejak pagi demi mendapatkan bahan utama untuk hidangan khas sahur ini.

Acang Rahman, salah satu warga Gorontalo, menjelaskan bahwa Mongoloto Malu'o dalam bahasa Gorontalo berarti "menyembelih ayam." Tradisi ini bermakna penyembelihan ayam kampung sebagai santapan istimewa di awal Ramadan.

"Menunya beragam, ada pilitode (kari khas Gorontalo), bakar iloni (ayam bakar santan), sup ayam, hingga ayam goreng," ujar Rahman.

Ia menuturkan bahwa ayam kampung masih dianggap sebagai makanan mewah oleh masyarakat Gorontalo. Dahulu, ayam kampung hanya disajikan dalam acara khusus seperti hajatan, pesta, atau hari-hari besar seperti Ramadan dan Idulfitri.

"Dulu, makan ayam kampung adalah peristiwa langka. Hanya saat momen tertentu, seperti awal Ramadan, kita bisa menikmatinya," tambahnya.

Selain menjadi bagian dari tradisi sahur, ayam kampung juga memiliki nilai sosial dalam masyarakat Gorontalo. Memberikan ayam kampung kepada kerabat atau keluarga menjadi simbol mempererat tali silaturahmi, terutama saat ada hajatan atau acara keluarga.

Ayam Kampung Susah Didapat

Setiap memasuki Ramadan, permintaan ayam kampung meningkat drastis, menyebabkan lonjakan harga. Jika biasanya satu ekor ayam kampung dibanderol Rp60 ribu, menjelang Ramadan harga bisa mencapai Rp120 ribu.

Radit Daud, warga Kabila, Kabupaten Bone Bolango, mengaku sempat kesulitan mendapatkan ayam kampung dengan harga terjangkau.

"Yang tersisa hanya seharga Rp100 ribu per ekor. Tapi setelah berkeliling, akhirnya dapat dua ekor dengan harga Rp70 ribu per ekor dari seorang teman," katanya.

Bagi Radit, usaha mencari ayam kampung bukanlah masalah karena hidangan ini menjadi favorit keluarganya saat sahur pertama.

"Kami selalu memasak ayam iloni dan ayam goreng. Ini sudah jadi tradisi keluarga," ucapnya dengan senyum.

Mongoloto Malu'o bukan sekadar tradisi kuliner, tetapi juga cerminan budaya masyarakat Gorontalo dalam menyambut Ramadan. Selain sebagai hidangan istimewa, tradisi ini mempererat hubungan keluarga dan menjaga nilai kebersamaan.

Tingginya permintaan ayam kampung menjelang Ramadan menunjukkan betapa pentingnya tradisi ini dalam kehidupan masyarakat Gorontalo.

Simak Video Pilihan Ini:

Sumber : Liputan6.com