Pengamatan Hilal 1 Ramadan 1446 H, Observatorium Bosscha Pakai 2 Teleskop Refraktor
26 February 2025, 16:35 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5143961/original/020515100_1740560614-b5aeed86-809c-4289-af30-5202fff9d6d8.jpeg)
Tim Observatorium Bosscha-Institut Teknologi Bandung (ITB) bakal melaksanakan pengamatan hilal1Ramadan 1446 Hijriah di Observatorium Bosscha, Lembang, dan Kota Sabang, Aceh, pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2025 dari pagi hari hingga Bulan terbenam di ufuk Barat.
Menurut Peneliti Observatorium Bosscha ITB, Agus T. P. Jatmiko, kegiatan pengamatan bulan sabit oleh ini ditujukan untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi terhadap ketebalan sabit bulan, juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Ramadhan 1446 Hijriah.
"Rukyatul hilal dilaksanakan pada 28 Februari 2025 mulai sore hari hingga Bulan terbenam. Sabit bulan yang tampak setelah Matahari terbenam pada tanggal tersebut dikenal sebagai hilal," terang Agus dicuplik dari laman Bosscha, Bandung, Rabu (26/2/2025).
Agus menerangkan untuk pengamatan di Lembang menggunakan teleskop refraktor berdiameter 66 mm dan di Kota Sabang menggunakan teleskop refraktor 106 mm.
Agus menuturkan masing-masing teleskop dilengkapi detektor kamera berbasis CMOS (Complementary Metal-Oxide Semiconductor).
"Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan kualitas tampilan sabit bulan. Perangkat lunak ini dikembangkan secara mandiri oleh peneliti di Observatorium Bosscha," ungkap Agus.
Data hilal Ramadhan 1446 Hijriah didapatkan dari hasil perhitungan peneliti Observatorium Bosscha menunjukkan bahwa di Indonesia, elongasi Bulan dan Matahari dalam geosentrik merentang antara 4,8 derajat - 6,4 derajat sedangkan dalam toposentrik merentang antara 3,8 derajat - 5,4 derajat dan ketinggian Bulan merentang antara 3,0 derajat - 4,5 derajat.
Agus menegaskan di Indonesia, pihak yang berwenang menentukan awal bulan Hijriah penting seperti Ramadan, adalah pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam proses sidang isbat pada tanggal 28 Februari 2025.
"Tugas Observatorium Bosscha adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang isbat," kata Agus.
Sebagai institusi pendidikan dan penelitian di bidang astronomi, Observatorium Bosscha - ITB melaksanakan pengamatan bulan sabit muda pada hampir setiap bulan.
Setiap tahunnya, Observatorium Bosscha menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal bulan Hijriah, termasuk Ramadan, bagi Kemenag RI dan masyarakat umum.
"Kali ini, Observatorium Bosscha akan menyelenggarakan rangkaian pengamatan bulan sabit yang merupakan penanda beralihnya bulan Syaban ke bulan Ramadan 1446 Hijriah," tukas Agus.
Berdasarkan perhitungan teknis Observatorium Bosscha diperoleh konjungsi pada 28 Februari 2025 pada pukul 07.44 WIB.
Sedangkan Matahari terbenam pada 18.09 WIB dan Bulan terbenam yakni pukul 18.28 WIB. Selisih waktu terbenam Matahari-Bulan adalah 19 menit. Usia Bulan saat Matahari terbenam yaitu 10 jam 24 menit. Untuk data elongasi Bulan (geosentrik) berada pada 06 00' 40,1'' dan elongasi Bulan (toposentrik) yaitu 05 04' 37,6'' dengan iluminasi (persentase kecerahan Bulan) 0,20 persen. Sementara Tinggi Matahari diangka -00 49' 59,9'' dan tinggi Bulan di 03 50' 33,4''. Perhitungan untuk azimuth Matahari berada di posisi 262 03' 55,4'' dan azimuth Bulan berada di 264 02' 41,1''.
Advertisement
Muhammadiyah Tetapkan 1 Maret, Pemerintah Tunggu Sidang Isbat
Kanal Peristiwa, Liputan6, Umat Muslim di Indonesia bersiap menyambut Ramadan 1446 H. Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadan 2025 jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025, berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Namun, pemerintah akan menentukan tanggal pasti setelah sidang isbat, yang biasanya mempertimbangkan hasil rukyatul hilal dan hisab.
Sidang isbat sendiri diperkirakan akan dilaksanakan pada akhir bulan Syaban, sekitar 28 Februari 2025. Keputusan pemerintah ini akan menentukan keserentakan pelaksanaan ibadah puasa di Indonesia, mengingat perbedaan penetapan awal Ramadan antara Muhammadiyah dan pemerintah sering terjadi.
Perbedaan penetapan ini menjadi hal yang lumrah di Indonesia, mengingat metode penetapan awal Ramadan yang berbeda.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab, sementara pemerintah menggunakan kombinasi hisab dan rukyatul hilal. Oleh karena itu, penting untuk menunggu pengumuman resmi dari pemerintah untuk mengetahui kepastian awal Ramadan 2025.
Jadwal Puasa Ramadan 2025 versi Muhammadiyah
Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah secara resmi menetapkan awal puasa Ramadan 1446 H pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Penetapan ini berdasarkan perhitungan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang mereka gunakan. Keputusan ini memberikan kepastian bagi umat Islam yang mengikuti penetapan Muhammadiyah untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci.
Dengan penetapan ini, umat Islam yang mengikuti Muhammadiyah dapat mempersiapkan diri secara matang, baik dari segi spiritual maupun fisik. Mereka dapat merencanakan kegiatan ibadah dan aktivitas lainnya selama bulan Ramadan.
Penetapan awal Ramadan oleh Muhammadiyah ini juga membantu dalam perencanaan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial selama bulan Ramadan, seperti pengajian, tadarus Al-Quran, dan kegiatan amal lainnya.
Advertisement
Prediksi Awal Ramadan dan Idul Fitri 2025 versi Pemerintah
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama, akan menentukan awal Ramadan 2025 setelah melakukan sidang isbat. Sidang ini akan mempertimbangkan hasil rukyatul hilal (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomi). Hasil sidang isbat akan diumumkan secara resmi dan menjadi acuan bagi seluruh Indonesia.
Berdasarkan prediksi, awal Ramadan 2025 diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025, sama seperti penetapan Muhammadiyah. Namun, hal ini masih berupa prediksi dan bisa berubah setelah sidang isbat. Pemerintah biasanya mengumumkan tanggal resmi beberapa hari sebelum awal Ramadan.
Jika merujuk pada prediksi awal Ramadan 1 Maret 2025, maka Idul Fitri 1446 H diperkirakan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Namun, tanggal ini juga masih bersifat prediksi dan akan dikonfirmasi setelah sidang isbat.
Pemerintah juga telah menetapkan cuti bersama Idul Fitri 2025, yaitu pada Rabu, 2 April 2025 dan Kamis, 3 April 2025. Cuti bersama ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga.
Persiapan Menyambut Ramadan 2025
Menyambut bulan suci Ramadan membutuhkan persiapan yang matang, baik secara spiritual maupun fisik. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan diri antara lain meningkatkan ibadah, memperbanyak membaca Al-Quran, dan mempersiapkan diri secara fisik untuk menjalankan ibadah puasa.
Selain itu, merencanakan kegiatan selama Ramadan juga penting, seperti mengikuti kajian, tadarus, dan berbagi dengan sesama. Dengan persiapan yang matang, diharapkan ibadah puasa dapat berjalan dengan lancar dan penuh berkah.
Menjelang Ramadan, penting untuk mengevaluasi diri dan mempersiapkan hati untuk menyambut bulan suci dengan penuh keimanan dan ketaqwaan. Semoga Ramadan 2025 menjadi bulan yang penuh berkah bagi seluruh umat Muslim.