Beri Stimulus Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, Upaya Menuju Lingkungan Bersih
26 February 2025, 12:30 WIB:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/5143235/original/047768200_1740497493-Pengelolaan_sampah.JPG)
Warga Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara kini mulai diajak mengelola sampah secara mandiri. Pengelolaan ini dinilai penting karena sampah yang selama ini dibuang begitu saja, ternyata punya nilai tambah.
Jelang Ramadan, beberapa desa di kecamatan ini diajak menyambut bulan puasa dengan meningkatkan keimanan. Salah satunya adalah peduli terhadap lingkungan masing-masing.
Insiatornya adalah PT Bharinto Ekatama dengan program pengembangan masyarakat yang mendorong pengelolaan sampah berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan sosialiasi terkait pengelolaan sampah dan meyakinkan jika sampah juga punya nilai dari sisi ekonomi.
Community Development Head PT Bharinto Ekatama, Kristinawati berharap, upaya ini dapat membantu masyarakat dalam mengelola sampah dengan baik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan lingkungan. Apalagi Ramadan identik dengan peningkatan keimanan dan ketakwaan sehingga bisa jadi momentum bagi masyarakat untuk selanjutnya peduli terhadap sampah.
"Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Dengan membangun bank sampah, kami berharap masyarakat dapat memahami bahwa sampah juga memiliki nilai ekonomis," kata Kristinawati, Minggu (23/2/2025).
Dia menjelaskan, langkah perusahaan dalam mengedukasi masyarakat sekitar untuk memanfaatkan sampah sebagai sumber penghasilan.
"Sampah itu ternyata punya nilai. Selama ini mungkin masyarakat belum tahu, jadi kami mulai dengan sosialisasi. Kami pasang banner yang mencantumkan harga sesuai jenis sampah berdasarkan pemilahannya, lalu jelaskan sampah mana saja yang bisa dijual," ujar Kristinawati.
Ia menambahkan, nantinya pihak perusahaan akan membeli sampah dari masyarakat untuk kemudian dijual ke bank sampah di wilayah Kutai Barat, yang menjadi mitra perusahaan. Di lingkungan kantor PT Bharinto Ekatama sendiri, bank sampah sudah beroperasi sejak akhir 2024.
Setiap hari Sabtu, sampah yang terkumpul---seperti kertas dan botol minuman---dipilah oleh divisi lingkungan dan disetor ke bank sampah setempat.
"Ini bagian dari menstimulasi masyarakat. Setelah sosialisasi, pengurus desa langsung mendatangi saya, bertanya apakah sampah bisa dikelola. Saya bilang bisa, dan kami siap dukung melalui pelatihan atau pendampingan, asal masyarakatnya yang memulai," tambahnya.
Selain bank sampah, BEK juga berkolaborasi dengan My Darling (Masyarakat Peduli Lingkungan) Jakarta untuk mengadakan pelatihan pengelolaan sampah plastik.
"Kami ajak masyarakat mengolah sampah plastik jadi produk bernilai, seperti aksesoris, tas, topi, atau hiasan dinding. Sampah jadi punya nilai tambah, bukan sekadar dibuang," jelas Kristinawati.
Dalam kegiatan sosialisasi sebelumnya, perusahaan ini memberikan insentif kepada kelompok masyarakat yang berhasil mengumpulkan sampah sesuai klasifikasi. Satu karung sampah bernilai Rp100 ribu, sementara sampah campuran dihargai Rp50 ribu per karung.
Kristinawati juga membeberkan produk olahan sampah ini mulai dimanfaatkan sebagai suvenir kantor BEK dan kemasan produk UMKM lokal.
"Peluangnya besar, tidak hanya untuk suvenir BEK, tapi juga bisa dijual ke luar. Kami dorong masyarakat untuk terus berproduksi. Kalau kami tak beli, kami bantu jualkan," ungkapnya.
Namun, ia mengakui tantangan masih ada, terutama konsistensi produksi masyarakat. Sebab kebutuhan perusahaan ini atas hasil produk masyarakat juga masih tinggi.
"Kadang tamu datang mendadak, minta 10-20 produk, tapi stok terbatas. Makanya kami minta mereka selalu siapkan stok," tambahnya.
Komitmen BEK terhadap lingkungan juga tercermin dalam berbagai upaya, seperti penanaman pohon untuk menjaga ekosistem dan studi banding ke bank sampah di Malang bersama pengurus desa.
"Manajemen sangat mendukung pelestarian lingkungan. Harapan kami, setiap desa punya bank sampah yang dikelola baik, mungkin di bawah BUMDes," tutup Kristinawati.
Program ini diharapkan tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga membuka mata masyarakat akan potensi ekonomi dari barang yang selama ini dianggap tak bernilai.
"Kami berkomitmen untuk melestarikan dan menjaga lingkungan di sekitar perusahaan kami. Dengan upaya ini, kami berharap dapat membantu masyarakat dalam mengelola sampah dengan baik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan lingkungan," kata Kristinawati.
Advertisement