Alibaba Group Investasikan USD53 Miliar untuk Cloud dan AI, Apa yang Sedang Direncanakan?
25 February 2025, 09:37 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3041866/original/008293300_1580885766-20200205-Virus-Corona-Hangzhou-3.jpg)
Alibaba Group baru saja mengumumkan rencana investasi senilai USD53 miliar (Rp826 triliun) selama tiga tahun ke depan untuk memperkuat infrastruktur cloud computing dan kecerdasan buatan (AI). Langkah ini menandai salah satu investasi teknologi terbesar yang dilakukan oleh perusahaan swasta di China dan mencerminkan ambisi Alibaba dalam menguasai pasar AI global.
Dengan investasi ini, Alibaba berencana membangun pusat data canggih, mengembangkan chip AI terbaru Hanguang 900, serta mempercepat inovasi di sektor komputasi awan. Tak hanya itu, langkah strategis ini juga diyakini sebagai upaya China untuk memperkuat posisi di bidang kecerdasan buatan, bersaing langsung dengan Amerika Serikat dan Eropa.
Lalu, bagaimana rencana Alibaba dalam mengalokasikan investasi ini? Apa dampaknya bagi industri AI global? Berikut ulasannya, dirangkum Liputan6, Selasa (25/2).
Advertisement
Investasi Alibaba Group Sebesar USD53 Miliar untuk Cloud dan AI
Alibaba Group mengumumkan investasi sebesar 380 miliar yuan (sekitar USD53 miliar) untuk membangun infrastruktur cloud computing dan AI dalam tiga tahun ke depan. Angka ini melampaui total pengeluaran Alibaba di bidang cloud dan AI dalam satu dekade terakhir, menandai komitmen serius mereka untuk mendominasi industri ini.
Keputusan ini diambil setelah pertemuan antara pemimpin Alibaba dengan petinggi pemerintah China, yang semakin mendorong sektor teknologi dalam negeri untuk bersaing dengan raksasa AI global seperti OpenAI, Google, dan Microsoft. Pendapatan Alibaba Cloud juga mengalami pertumbuhan pesat, meningkat 13% secara tahunan, didorong oleh lonjakan permintaan terhadap layanan cloud dan AI.
Sebagai perusahaan cloud computing terbesar di Asia, Alibaba Cloud terus memperkenalkan inovasi terbaru, termasuk foundation model AI Qwen, yang menjadi pesaing kuat bagi model AI dari perusahaan Barat. Dengan investasi ini, Alibaba ingin meningkatkan daya saingnya di tingkat global, sekaligus memastikan China memiliki infrastruktur AI yang lebih mandiri.
"Alibaba akan melakukan segala upaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur perangkat keras cloud dan AI guna mendorong perkembangan seluruh industri," ujar CEO Alibaba Group, Eddie Wu, dilansir dari ANTARA.
Advertisement
Mendukung Pembangunan Infrastruktur Teknologi Digital dan AI di China
Sebagian besar dana investasi ini akan digunakan untuk membangun pusat data generasi baru yang mendukung komputasi AI skala besar, sekaligus mempercepat pengembangan perangkat keras khusus AI. Salah satu proyek unggulan yang akan dibiayai adalah chip Hanguang 900, yang dirancang khusus untuk mempercepat pemrosesan data dalam model AI.
Alibaba juga akan mengembangkan teknologi cloud computing yang lebih efisien dan hemat energi, guna mengatasi tingginya konsumsi daya dari sistem AI berbasis komputasi awan. Langkah ini sejalan dengan tren global yang mengarah pada penggunaan green AI computing, yang lebih ramah lingkungan dan hemat sumber daya.
Dengan infrastruktur yang lebih kuat, Alibaba berharap dapat meningkatkan daya saing teknologinya di pasar global, sekaligus menawarkan solusi AI yang lebih terjangkau bagi perusahaan dan pengembang di seluruh dunia.
"Kami akan terus berfokus pada tiga kategori bisnis, yaitu e-commerce domestik dan internasional, komputasi AI+cloud, serta bisnis platform internet," katanya
Membentengi dari Pesaing
Investasi besar Alibaba di bidang AI bukan hanya bertujuan memperkuat posisi mereka, tetapi juga bagian dari strategi China dalam mengurangi ketergantungan pada teknologi Barat. Dengan semakin ketatnya pembatasan ekspor chip dan perangkat AI dari Amerika Serikat ke China, perusahaan-perusahaan teknologi seperti Alibaba semakin terdorong untuk mengembangkan ekosistem AI yang lebih mandiri.
Keputusan ini juga didorong oleh persaingan yang semakin ketat di pasar AI global. Sementara perusahaan-perusahaan di Eropa dan AS juga meningkatkan investasi di bidang AI, China tidak ingin tertinggal dalam perlombaan ini. Prancis, misalnya, telah mengumumkan rencana investasi USD112,5 miliar dalam AI, sementara SoftBank dari Jepang berencana mengucurkan dana USD100 miliar untuk proyek chip AI di AS.
Dengan membangun infrastruktur AI yang lebih kuat, Alibaba tidak hanya berusaha memimpin pasar dalam negeri, tetapi juga menargetkan ekspansi ke pasar global, khususnya di Asia dan negara-negara berkembang yang semakin membutuhkan teknologi AI untuk transformasi digital mereka.
"Kami yakin bahwa strategi kami yang terfokus ini akan mendorong pertumbuhan yang solid dan berkelanjutan untuk Alibaba Group." tambah Eddie Wu
China Mengungguli AS Lewat DeepSeek
Selain investasi Alibaba, China juga mulai menunjukkan dominasinya dalam pengembangan model AI generasi baru, salah satunya adalah DeepSeek. Model AI ini dikembangkan sebagai alternatif OpenAI dan Google, dengan keunggulan utama pada efisiensi pemrosesan dan biaya operasional yang lebih rendah.
DeepSeek berhasil menarik perhatian global setelah merilis model open-source yang bersaing dengan teknologi raksasa AI dari Barat. Dengan pendekatan inovatif, DeepSeek dirancang untuk bekerja dengan daya komputasi yang lebih kecil, sehingga lebih efisien dibandingkan model AI sekelas ChatGPT atau Gemini dari Google.
Keberhasilan DeepSeek menjadi bukti bahwa dominasi AI tidak lagi hanya dikuasai oleh Amerika Serikat, tetapi kini juga mendapat perlawanan kuat dari China. Dengan investasi besar Alibaba dan dukungan pemerintah, industri AI China diprediksi akan terus berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan.
Alibaba dan Inovasi di Bidang Teknologi Kecerdasan Buatan
Selain investasi di bidang AI dan cloud, Alibaba juga terus berinovasi di sektor teknologi lainnya. Perusahaan ini telah mengembangkan berbagai layanan AI generatif untuk e-commerce, yang memungkinkan pengguna mendapatkan pengalaman belanja yang lebih personal dan interaktif.
Alibaba juga berencana memperkuat layanan cloud mereka dengan teknologi keamanan terbaru, mengingat meningkatnya ancaman serangan siber terhadap sistem AI berbasis cloud. Selain itu, Alibaba tengah menjalin kemitraan dengan berbagai perusahaan teknologi di Asia untuk mempercepat adopsi AI di sektor industri dan manufaktur.
Dengan berbagai langkah strategis ini, Alibaba tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemimpin AI dan cloud computing di Asia, tetapi juga menunjukkan ambisinya untuk bersaing di panggung global melawan raksasa teknologi dari AS dan Eropa.
Pertanyaan & Jawaban Seputar Topik (People Also Ask Google)
1. Mengapa Alibaba berinvestasi besar di AI dan cloud?
Alibaba ingin memperkuat posisinya di pasar teknologi global dan mengurangi ketergantungan China pada teknologi AS, sambil menangkap peluang pertumbuhan AI.
2. Apa dampak investasi USD53 miliar Alibaba terhadap industri AI?
Investasi ini akan mempercepat inovasi AI, meningkatkan daya saing China di sektor teknologi, dan memicu persaingan lebih ketat dengan AS dan Eropa.
3. Apa itu DeepSeek dan bagaimana hubungannya dengan AI China?
DeepSeek adalah model AI buatan China yang dirancang sebagai pesaing OpenAI dan Google, dengan keunggulan dalam efisiensi dan biaya operasional.
4. Bagaimana investasi ini memengaruhi bisnis Alibaba di masa depan?
Alibaba akan semakin fokus pada teknologi AI dan cloud, menggeser strategi bisnisnya dari e-commerce ke sektor teknologi berbasis AI.
5. Apakah Alibaba bisa menyaingi Microsoft dan Google dalam AI?
Dengan investasi besar dan dukungan pemerintah China, Alibaba berpotensi menyaingi raksasa teknologi AS dalam pengembangan AI dan cloud computing.