Polemik Pemecatan Panglima Militer AS oleh Trump: Diduga Bermotif Rasial dan Calon Penggantinya Jenderal Bintang Tiga

23 February 2025, 07:02 WIB
Polemik Pemecatan Panglima Militer AS oleh Trump: Diduga Bermotif Rasial dan Calon Penggantinya Jenderal Bintang Tiga

Presiden Donald Trump memecat Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Charles Q. Brown Jr. atau CQ Brown pada Jumat (21/2/2025) malam. Dia mengumumkan pemecatan Brown dalam unggahannya di platform media sosial, Truth Social.

Dalam unggahannya pula dia mengumumkan mencalonkan pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Udara Dan Caine untuk menggantikan posisi Brown. Caine bekerja sebagai mitra di Shield Capital, yang merupakan sebuah perusahaan di bidang modal ventura.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth, beberapa menit kemudian, mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan pencopotan Kepala Operasi Angkatan Laut AS Laksamana Lisa Franchetti dan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Jim Slife.

Berita tentang pemecatan Brown tersebar saat dia sedang berada di Texas untuk mengunjungi pasukan di perbatasan selatan. Hal ini terjadi beberapa hari setelah dia bertemu dengan sekutu Eropa dalam pertemuan puncak pemimpin pertahanan di Jerman. Sementara itu, Franchetti mengetahui pemecatannya melalui telepon dari Hegseth pada Jumat malam.

Keduanya adalah pilihan bersejarah. Franchetti menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai kepala staf Angkatan Laut AS. Sementara itu, Brown --- yang dipilih Trump sebagai pejabat tertinggi Angkatan Udara pada 2020 dan kemudian diangkat sebagai ketua kepala staf gabungan di era Presiden Joe Biden --- adalah orang kulit hitam kedua yang memegang posisi tersebut.

Masa jabatan Brown seharusnya berakhir pada September 2027, namun Trump berwenang memecatnya. Keputusan ini menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap pimpinan militer saat ini dan mengisyaratkan bahwa para pejabat bisa diberhentikan kapan saja.

Trump dan Hegseth tidak memberikan banyak penjelasan atas pemecatan ini. Namun, Hegseth mengatakan ini adalah bagian dari upaya untuk menempatkan kepemimpinan baru yang akan memfokuskan militer AS pada misi intinya untuk mencegah, berperang, dan memenangkan peperangan.

Hal Tidak Biasa

Hal Tidak Biasa

Brown selama ini menjadi sasaran kritik dari anggota Kongres Partai Republik yang menuduh Pentagon memprioritaskan program keberagaman dan inklusi daripada tugas-tugas dasar militer.

Para pejabat pertahanan telah khawatir selama berminggu-minggu bahwa Trump akan memecat Brown karena persepsi bahwa Brown tidak sejalan dengan presiden terkait program-program tersebut. Brown sendiri sempat berbicara secara terbuka tentang tantangan yang dihadapinya sebagai seorang pria kulit hitam yang meniti karier di militer.

Di lain sisi, keputusan untuk menggantikan Brown dengan Caine adalah langkah yang tidak biasa, meski memanggil kembali seorang perwira pensiunan bukanlah hal baru. Donald Rumsfeld pernah melakukannya pada 2003 untuk mengangkat Jenderal Peter Schumacher sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

Namun, seorang perwira pensiunan --- yang berbicara secara anonim --- menegaskan bahwa tidak pernah ada jenderal bintang tiga yang dicalonkan atau dipilih untuk menjadi ketua kepala staf gabungan atau panglima militer AS.

Pemberhentian Brown segera memicu reaksi keras dari Demokrat di Capitol Hill.

"Pemecatan CQ Brown sebagai ketua kepala staf gabungan sama sekali tidak masuk akal," kata anggota Komite Angkatan Bersenjata DPR Adam Smith dalam unggahannya di platform media sosial X. "Seorang pemimpin cerdas dan kompeten digantikan oleh pensiunan jenderal bintang tiga? Ini hanya melemahkan AS."

Beberapa legislator Demokrat mengaitkan pemecatan Brown dengan motif rasial.

"Brown layak mendapatkan posisinya sebagai ketua kepala staf gabungan dan pemecatannya adalah sebuah aib," sebut Gregory Meeks, Demokrat senior di Komite Urusan Luar Negeri DPR dalam unggahannya di X. "Bagi pemerintahan ini, jika Anda berkulit hitam, kualifikasi tidak penting ... mereka hanya melihat orang berwarna sebagai penerima DEI."

DEI atau Diversity, Equity, and Inclusion (Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi) sering dikaitkan dengan upaya untuk meningkatkan representasi kelompok minoritas dan memastikan kesetaraan dalam struktur militer.

Pendukung Trump menyambut baik keputusannya memecat Brown, menganggapnya sebagai langkah untuk mengurangi fokus berlebihan pada isu keberagaman di militer.

"Membuat militer kita hebat lagi berarti menghilangkan pengaruh 'fokus (pada DEI)' dan memecat para jenderal yang mendorongnya," kata Senator Jim Banks, anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat, dalam unggahannya di X. "Kita harus kembali fokus pada kemampuan tempur. Presiden Trump sudah benar untuk bersih-bersih!"

Sumber : Liputan6.com