6 Fakta Film Samawa Dibintangi Badriyah Afiff dan Alexzander Wlan, Bahas Masalah KDRT Pasutri Muda

21 February 2025, 22:30 WIB
6 Fakta Film Samawa Dibintangi Badriyah Afiff dan Alexzander Wlan, Bahas Masalah KDRT Pasutri Muda

Di tengah dominasi genre horor, hadir film Samawa karya sutradara Ganank Dara. Samawa menempatkan Badriyah Afiff sebagai karakter utama, Yura yang akhirnya menikah. Faktanya, berumah tangga tak seindah yang dibayangkan.

Lawan main Badriyah Afiff adalah Alexzander Wlan yang memerankan Andy, suami tampan namun temperamental. Andy jadi mimpi buruk bagi Yura hari demi hari setelah nikah karena melakukan kekerasan domestik.

Ganank Dara yang juga menulis naskah Samawa mengulas fenomena kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. "Kalau mengecek data, angka perceraian pasutri muda makin hari makin banyak. Samawa adalah doa untuk menghindari itu," katanya.

Film Samawa dijadwalkan menyapa bioskop Indonesia mulai 27 Februari 2025. Laporan khas Showbiz Liputan6.com merangkum 6 fakta Samawa berdasarkan wawancara khusus dengan Alexzander Wlan, Ganank Dera, dan Badriyah Afiff.

1. Mengapa Memilih Alexzander Wlan?

1. Mengapa Memilih Alexzander Wlan?

Publik terperenyak saat Alexzander Wlan terpilih sebagai pemeran utama pria film Samawa. Pasalnya, wajah sang aktor dinilai baik-baik. Justru karena itulah, Ganank Dera menantang Alexzander Wlan untuk membuktikan rentang aktingnya sangatlah luas.

"Kita sering melihat orang jahat berdasarkan look. Saya mencoba mengubah pemikiran itu. Orang yang jahat tidak bisa ditandai dari wajah dan penampilan. Itu sebabnya, Alex yang baik-baik saja dan baby face saya pilih," kata Ganank Dera.

2. Yura Yang Jawa Banget

2.  Yura Yang Jawa Banget

Badriyah Afiff pun dipilih dengan alasan kuat. Dalam naskah, karakter Yura digambarkan dibesarkan dari keluarga yang Jawa banget. Ada dogma dalam pemikiran Yura harus nurut dan nrima dengan suami. Saat suami salah pun, haus menjaga, menutupi dan sebagainya.

"Samawa ucapan doa yang sering diucapkan saat kondangan pernikahan. Mudah diucapkan namun praktiknya tidak gampang. Yura yang jadi pusat cerita pas dengan Badriyah Afiff. Terbukti, ia membawakan tokoh ini dengan apik," Ganank Dera mengulas.

3. Beda 180 Derajat

3. Beda 180 Derajat

Meyakini bahwa seorang aktor harus jujur, Alexzander Wlan mulanya menolak peran Andy yang temperamental. Mengingat, Andy beda 180 derajat dengan sifar Alexzander Wlan sehari-hari. Penolakan yang muncul dalam diri dilawan dengan profesionalisme.

"Salah satu kunci akting kan harus jujur. Saya susah ketika membaca skrip dan meriset. Dalam diri saya bekata: Saya enggak mau memukul, kalau ada masalah ya omongin baik-baik jangan main tangan," ujar Alexzander Wlan di Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2025).

4. Hanya Ada 1 Persamaan

4. Hanya Ada 1 Persamaan

Dalam menjalin hubungan, Alexzander Wlan tipe cowok bucin. Lebih senang mendengar apa yang diinginkan pasangan asal itu membuat kekasih bahagia. Ini beda 180 derajat dengan Andy dalam Samawa. Meski beda 180 deajat, tersisa satu persamaan antara Andy dengannya.

"Persamaannya lebih ke komitmen pada pekerjaan. Karakter saya di film ini, Andy walaupun dia keras pada istri, dia tetap bekerja lo. Andy komit dengan pekerjaan. Selebihnya memang bang**t," beri tahu Alexzander Wlan kemudian tertawa lepas.

5. Ogah Meriset Korban KDRT

5. Ogah Meriset Korban KDRT

Untuk mendalami peran, Alexzander Wlan meriset soal bagaimana KDRT terjadi dan mengapa pelaku tega. Apa saja faktor yang melatarbelakangi dan seluk beluk lain. Namun, bintang film Trinil: Kembalikan Tubuhku enggan meriset korban kekerasan.

"Takutnya kalau saya campur dengan apa yang sudah saya riset, malah keluar rasa kasihan kepada lawan main. Ini membuat saya merasa kurang all-out dalam berakting karena di sini saya benar-benar intens. Marah. Memukul," Alexzander Wlan berbagi perspektif.

6. KDRT Lebih Seram dari Film Horor

6. KDRT Lebih Seram dari Film Horor

Demi Yura, Badriyah Afiff mendengar dan menggali kesaksian korban seraya mencermati perkembangan kondisi psikis setelah mengalami KDRT. "Saya mendengar cerita dan melihat korban KDRT bagaimana kondisi psikisnya. Perilaku ke depan (setelah mengalami) seperti apa," akunya.

Riset tak terlalu sulit. Justru masuk ke karakter Yura yang lumayan sulit. Bagaimana pun berempati pada karakter memang butuh waktu. Setelah syuting, Badriyah Afiff menyimpulkan, "Lebih horor KDRT sih (ketimbang film horor itu sendiri), jujur," pungkas Badriyah Afiff.

Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)
Sumber : Liputan6.com