10 Kuliner Tradisional Ramadan Khas Indonesia

22 February 2025, 04:00 WIB
10 Kuliner Tradisional Ramadan Khas Indonesia

Khazanah kuliner tradisional Indonesia memang tak perlu diragukan lagi keberagamannya. Bahkan, ada beberapa kuliner tradisional yang sangat lekat dengan suasana Ramadan.

Beberapa kuliner tersebut bahkan hanya ada saat Ramadan saja, sehingga tergolong spesial. Mengutip dari kemenpar.go.id, berikut ragam kuliner tradisional Ramadan khas Indonesia:

1. Barongko

Barongko adalah salah satu kuliner Ramadan khas Makassar. Kuliner ini memadukan pisang, telur, santan, gula, dan garam menjadi sajian yang menggugah selera.

Dibungkus dengan daun pisang, barongko memiliki aroma khas yang tak bisa ditolak. Takjil ini memiliki tekstur lembut dengan rasa yang manis.

2. Bongko Kopyor

Bongko kopyor atau yang lebih dikenal dengan bubur nangka dan kelapa kopyor berasal dari Gresik. Saat Ramadan, kuliner ini menjadi salah satu takjil yang paling banyak dicari.

Bongko kopyor berisi bubur mutiara, nangka, roti tawar, kelapa muda, pisang, dan kuah santan. Biasanya, daun pisang digunakan sebagai pembungkus sajian ini.

3. Bubur Pacar Cina

Bubur pacar cina adalah salah satu takjil khas Betawi. Berbeda dengan bubur pada umumnya, bubur pacar cina terbuat dari tepung sagu.

Proses pembuatannya dimulai dengan merebus biji pacar cina hingga matang. Kemudian, bahan tersebut dicampur ke dalam olahan kuah santan, gula pasir, garam, dan daun pandan. Bubur pacar cina biasanya disajikan dengan tambahan es batu.

4. Ketan Bintul

Ketan bintul adalah makanan khas Ramadan yang berasal dari Banten. Konon, ketan bintul sudah ada sejak abad ke-16.

Ketan bintul adalah sajian ketan yang diberi taburan serundeng pada bagian atasnya. Uniknya, ketan bintul juga kerap disantap dengan kuah semur atau empal daging sapi.

5. Kicak

Kicak adalah kuliner Ramadan yang bisa ditemui di Yogyakarta. Kuliner ini terbuat dari ketan yang telah ditumbuk halus, lalu dicampur dengan santan, nangka, dan kelapa parut. Perpaduan bahan-bahan tersebut menghasilkan kuliner bercita rasa manis dan gurih.

Kolak

6. Kolak

Kolak sudah menjadi sajian populer di Indonedia yang kerap hadir sebagai menu berbuka puasa. Bahkan di beberapa daerah, kolak sangat identik dengan bulan Ramadan.

Adapun jenis kolak yang kerap menjadi hidangan berbuka adalah kolak pisang. Umumnya, masyarakat menggunakan pisang kepok sebagai bahan utama.

Selain pisang, ubi juga menjadi alternatif yang tak kalah menarik. Proses pembuatannya adalah dengan merebus pisang atau ubi bersama campuran kuah santan, gula merah, cengkeh, dan daun pandan.

Selain kolak pisang dan kolak ubi, sajian kolak lainnya yang juga kerap ditemui saat Ramadan adalah kolak biji salak. Kolak ini terbuat dari ubi jalar yang dibentuk bulat, lalu dicampur dengan tepung tapioka.

7. Kue Bingke

Masyarakat Pontianak memiliki sajian berbuka khas bernama kue bingke. Kue ini memiliki ciri khas berupa bentuknya yang mirip bunga. Kue bingke memiliki tekstur lembut dengan cita rasa gurih dan manis.

8. Mi Glosor

Mi glosor khas Bogor menawarkan tekstur yang lebih licin dan mudah ditelan. Hal itu karena mi ini dibuat dari tepung singkong atau aci. Mi glosor juga dibuat dari bahan alami, yakni kunyit sebagai pewarna kuning alami.

Cara penyajian mi glosor adalah dengan ditumis bersama sayuran. Selanjutnya, mi disajikan dengan sambal kacang dan gorengan sebagai pelengkap.

9. Putu Mangkok

Putu mangkok dibuat dari tepung beras. Makanan khas Riau ini menawarkan perpaduan rasa manis dan gurih yang pas.

Rasa tersebut berasal dari parutan kelapa pada bagian luar kue. Sekilas, putu mangkok mirip dengan putu pada umumnya, hanya saja kuliner ini memiliki bentuk yang mirip mangkuk terbalik.

10. Toge Panyabungan

Toge panyabungan berisi ketan merah, ketan biasa, tape, candil, dan lupis. Semua bahan tersebut kemudian dipadukan dengan santan, gula merah cair, dan cendol. Takjil khas Mandailing Natal, Sumatra Utara, ini sangat cocok diteguk saat berbuka puasa di bulan Ramadan.

Penulis: Resla

Sumber : Liputan6.com