Budi Daya Ikan dengan Sistem Bioflok, Hemat Pakan Lebih Banyak

21 February 2025, 23:00 WIB
Budi Daya Ikan dengan Sistem Bioflok, Hemat Pakan Lebih Banyak

Teknologi sistem bioflok membuka era baru dalam budidaya perikanan dengan metode produksi yang lebih efisien. Sistem yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk mengubah limbah organik menjadi protein ini semakin mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan pembudidaya ikan.

Mengutip dari berbagai sumber, sistem bioflok bekerja dengan prinsip dasar memanfaatkan komunitas mikroba untuk memperbaiki kualitas air dan menyediakan nutrisi tambahan bagi ikan. Bakteri heterotrof (bakteri yang tidak dapat membuat makanannya sendiri) yang ditambahkan ke dalam kolam budidaya mengonsumsi amonia dan nitrogen dari sisa pakan serta kotoran ikan, kemudian mengubahnya menjadi protein mikroba yang dapat dikonsumsi kembali oleh ikan.

Metode ini merupakan terobosan dalam mengatasi masalah keterbatasan lahan dan sumber daya air. Dengan kebutuhan pergantian air yang minimal, sistem bioflok dapat diimplementasikan di berbagai lokasi termasuk daerah dengan keterbatasan sumber air.

Sistem bioflok dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan hingga 30%. Hal ini karena mikroorganisme dalam kolam budidaya mengkonversi limbah nitrogen menjadi protein mikroba yang dapat dikonsumsi kembali oleh ikan.

Sistem bioflok pada budidaya ikan dapat meningkatkan kepadatan tebar hingga 3-4 kali lipat dibandingkan metode lainnya. Dengan kepadatan tebar yang lebih tinggi, produksi ikan per meter persegi kolam menjadi lebih optimal.

Kestabilan kualitas air menjadi salah satu keunggulan utama sistem bioflok. Mikroorganisme yang bekerja aktif dalam sistem mampu menjaga parameter kualitas air seperti pH, oksigen terlarut, dan kadar amonia tetap pada level yang optimal bagi pertumbuhan ikan.

Hal ini meminimalkan stres pada ikan dan mencegah wabah penyakit. Dari segi lingkungan, sistem bioflok menawarkan solusi budidaya yang lebih ramah lingkungan.

Dengan kebutuhan pergantian air yang minimal, limbah yang dibuang ke lingkungan menjadi sangat berkurang. Praktik ini selaras dengan prinsip akuakultur berkelanjutan yang meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem perairan.

Berbagai jenis ikan air tawar telah berhasil dibudidayakan dengan sistem bioflok, termasuk ikan lele, nila, patin, mas, dan gurame. Setiap jenis ikan memiliki karakteristik dan kebutuhan spesifik yang perlu disesuaikan dalam penerapan sistem bioflok, seperti kepadatan tebar, komposisi pakan, dan pengaturan parameter air.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Sumber : Liputan6.com