Menjaga Cita Rasa Menu Makan Bergizi Gratis, Makanannya Harus Enak Selain Kaya Nutrisi

02 February 2025, 08:30 WIB
Menjaga Cita Rasa Menu Makan Bergizi Gratis, Makanannya Harus Enak Selain Kaya Nutrisi

Hampir sebulan sejak program Makan Bergizi Gratis (MBG) bergulir, menimbulkan catatan demi catatan pro kontra. Di antara sebagian ulasan "bintang lima," keluhan tentang rasa menu MBG santer terdengar, terutama di awal program terselenggara.

Menurut Chef Devina Hermawan, keluhan rasa makanan ini wajar, mengingat tolak ukur enak bersifat subjektif. "Namun, perlu dianalisis lebih lanjut apakah ini murni soal selera atau ada kendala teknis, seperti tekstur daging yang terlalu keras akibat pemasakan yang tidak optimal," katanya pada Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 31 Januari 2025.

Sementara itu, Ketua Umum Indonesia Gastronomy Community (IGC), Ria Musiawan, mengatakan bahwa sebagai seorang gastronome, ia memahami bahwa rasa adalah faktor kunci dalam penerimaan makanan, terutama bagi anak-anak. "Anak-anak cenderung memiliki preferensi rasa yang spesifik," sebutnya melalui pesan, Sabtu, 1 Februari 2025.

"Mereka umumnya lebih menyukai makanan yang gurih, sedikit manis, serta memiliki tekstur yang menarik, seperti renyah atau lembut," ujar Ria. "Jika ada keluhan mengenai rasa menu MBG, ini jadi masukan penting untuk dievaluasi dan dilakukan perbaikan."

Misalnya, ia mencontohkan, jika sayuran kurang disukai dalam bentuk rebusan, sajian itu bisa diolah jadi perkedel sayur atau campuran sup berkaldu gurih. "Bila lauk seperti ikan terasa terlalu amis, bumbu-bumbu, seperti kunyit, bawang putih, atau perasan jeruk nipis bisa digunakan untuk menetralkan bau dan meningkatkan cita rasa," ia menyarankan.

Ria menyebut, nilai gizi memang penting, tapi bagaimana makanan bisa diterima dengan baik oleh anak-anak juga harus diperhatikan. Dengan sedikit inovasi dalam teknik memasak dan pemilihan bumbu yang tepat, menu MBG bisa lebih enak tanpa mengorbankan keseimbangan nutrisi.

Tidak Hanya Kaya Nutrisi, tapi Juga Enak

Tidak Hanya Kaya Nutrisi, tapi Juga Enak

Chef Devina mengamini, mengatakan bahwa nutrisi hanya efektif jika makanan dikonsumsi dengan baik. "Selain memastikan porsi dan kualitas pangan, preferensi anak-anak biasanya bergantung pada tekstur yang sesuai, rasa seimbang, dan aroma menggugah selera, namun tidak asing," sebut pemilik Lamama Asian Cafe and Bakery di bawah naungan PT Lamama Pangan Makmur itu.

Maka itu, ia melanjutkan, menyajikan makanan yang rasanya disukai anak-anak sangat penting, sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi dan makan jadi pengalaman yang menyenangkan. Mendukung narasi itu, Ria menyarankan, rasa manis alami bisa didapat dari sayuran, seperti wortel, jagung, dan ubi.

Sementara itu, rasa gurih bisa diperoleh dari kaldu ayam, santan, atau keju yang membuat makanan lebih lezat tanpa perlu penyedap buatan. Membuat menu MBG bisa lebih diterima anak-anak, ia menyarankan, menggunakan teknik memasak yang sesuai selera anak-anak.

"Anak-anak lebih menyukai makanan yang dipanggang, ditumis, atau dibuat renyah dibandingkan makanan yang direbus polos. Contohnya, tempe goreng dengan sedikit baluran tepung bisa lebih menarik daripada tempe rebus," ia merekomendasikan.

Bisa juga dengan menggunakan kombinasi tekstur yang menarik. Jika terlalu lembek atau terlalu keras, sebut Ria, anak-anak cenderung kurang suka. Maka itu, makanan seperti nugget ayam sayur, bakwan jagung, atau sup bola-bola ikan bisa jadi alternatif yang lebih disukai.

Rasa yang Familiar

Rasa yang Familiar

Tidak kalah penting, Ria menyarankan menambah elemen rasa yang sudah familiar bagi anak-anak. "Misalnya, jika ingin mengenalkan ikan, bisa dibuat dalam bentuk bakso ikan atau nugget ikan yang lebih menarik dibandingkan ikan kukus polos," ucapnya.

Chef Devina menyebut, dalam proyek sebesar ini, diperlukan perencanaan sistematis secara makro, lalu diturunkan jadi mapping rencana kerja lebih mikro, menyesuaikan karakteristik usia, profil rasa daerah, serta evaluasi dari program yang sudah berjalan.

"Selain keahlian meracik bumbu, memasak dalam skala besar memiliki tantangan teknis, seperti kontrol suhu optimal agar makanan matang merata, metode memasak yang tepat untuk menjaga tekstur dan rasa, serta penghitungan bumbu yang presisi agar rasa tetap konsisten," ungkap dia.

Menjaga rasa makanan sampai disajikan ke peserta program MBG, Chef Devina menggarisbawahi pentingnya memperhatikan faktor higienitas. Itu dilakukan dengan memasak makanan di suhu yang cukup dan merata untuk mencegah kontaminasi bakteri.

"Gunakan wadah yang bersih dan food-grade agar kualitas tetap terjaga," imbuhnya. "Kemudian, pilih menu yang tahan terhadap suhu dan kelembapan. Misalnya, makanan dengan kaldu pekat lebih stabil dibanding berbasis santan encer."

Ria menambahkan, penting untuk menggunakan bahan segar daripada yang sudah lama disimpan. "Masak dengan metode yang mempertahankan rasa dan tekstur. Mengukus, memanggang, atau menumis dengan sedikit minyak bisa membantu mempertahankan cita rasa dibandingkan merebus terlalu lama yang bisa membuat makanan jadi lembek dan kehilangan rasa," ujarnya.

Enak meski Terbatas Bujet

Enak meski Terbatas Bujet

Ditanya bagaimana menu MBG bisa terasa enak meski dengan bujet terbatas, Chef Devina menyarankan pada vendor untuk menyusun manajemen anggaran berbasis siklus. "Alokasi bujet mingguan atau bulanan, sehingga ada hari tertentu dengan bahan lebih mahal agar menu lebih bervariasi secara rasa dan nutrisi," kata dia.

Kemudian, bisa juga dengan memanfaatkan bahan lokal yang dibeli secara grosir dan musiman untuk efisiensi biaya. Sepakat dengan itu, Ria menyarankan penggunaan bahan pangan lokal yang terjangkau, tapi kaya gizi, seperti tempe dan tahu sebagai sumber protein nabati.

"Lalu, ikan lele atau mujair sebagai alternatif protein hewani, serta ubi atau jagung sebagai sumber karbohidrat yang bervariasi," sebutnya. Ia menyebut, program MBG sebenarnya berpotensi sangat besar dalam mengeksplorasi cita rasa kuliner Indonesia.

"Indonesia kaya akan keberagaman kuliner yang tidak hanya bergizi, tapi juga memiliki cita rasa yang lezat. Untuk mendukung program ini, IGC mengadakan pelatihan Pendidikan Karakter Berbasis Gastronomi Indonesia bagi guru-guru SD."

"Tujuannya agar para guru dapat meneruskan pesan tentang pentingnya makanan sehat dan makanan lokal pada murid-murid mereka. Dengan begitu, anak-anak tidak hanya menikmati makanan yang diberikan, tapi belajar tidak menyia-nyiakan makanan dan memiliki kebanggaan terhadap kuliner Indonesia," ujar dia.

Namun demikian, menurut Chef Devina, agenda utama MBG bukan soal eksplorasi kuliner Indonesia, melainkan menyajikan cita rasa yang sudah familiar bagi anak-anak, baik dari hidangan Nusantara maupun internasional. "Eksplorasi rasa perlu mempertimbangkan keterbatasan anggaran, kandungan gizi, serta teknik pengolahan pangan yang aman dan efisien agar makanan tetap diterima dan dikonsumsi dengan baik," tandasnya.

<p>250130 INFOGRAFIS LIFESTYLE_Bahan Pangan Lokal untuk Dukung Makan Bergizi Gratis (Liputan6/Abdillah)</p>
Sumber : Liputan6.com