Pendaki Berbobot 100 Kg Jatuh di Gunung Lawu, Butuh 5 Jam untuk Dievakuasi dan Digotong 20 Relawan

01 February 2025, 07:00 WIB
Pendaki Berbobot 100 Kg Jatuh di Gunung Lawu, Butuh 5 Jam untuk Dievakuasi dan Digotong 20 Relawan

Seorang pria berbobot 100 kg mengalami cedera saat mendaki di Gunung Lawu. Pendaki gunung itu pun tak bisa turun sehingga terpaksa harus ditandu sejumlah relawan. Peristiwa dramatis yang terjadi di Gunung Lawu itu viral di media sosial lewat video yang dibagikan akun Instagram @mood.jakarta, Jumat, 31 Januari 2025.

Dalam video itu terlihat seorang pendaki dengan berat badan sekitar 100 kg terjatuh ketika akan turun gunung dan mengalami cedera. Pendaki berinisial R itu berada di pos 3. Ia dikabarkan jatuh karena jalur tersebut licin akibat kondisi cuaca yang sedang hujan.

Menurut, salah seorang relawan pos yakni Candi Cetho Eko, korban mengalami keseleodi bagian engkel kakinya usai terjatuh saat perjalanan turun dari pos 4 ke pos 3. Proses evakuasi dilakukan bertahap, karena postur korban yang besar dan berat. "Proses evakuasinya harus dilakukan secara bertahap, karena beratnya tubuh korban," terang Eko.

Ia menambahkan pria tersebuti mendaki lewat pos Candi Cetho pada Minggu 26 Januari 2025 lalu. Sedangkan insiden dirinya jatuh disebut terjadi pada Rabu, 29 Januari 2025. Korban diketahui tengah mendaki bersama rombongan sebanyak 20 orang dari Jakarta. Setelah menerima laporan ada pendaki gunung yang membutuhkan pertolongan, sebanyak 20 relawan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dikerahkan untuk melakukan evakuasi.

Kondisi jalur pendakian yang licin sempat jadi kendala dalam proses evakuasi. Saat proses evakuasi, R akhirnya ditandu oleh sejumlah relawan secara bergantian dan kabarnya memakan waktu sampai lima jam. Saat ditandu, pendaki itu memakai mantel hujan karena sedang hujan lebat saat proses evakuasi.

Kejadian tersebut mengundang banyak komentar dari warganet. Beberapa dari mereka mengapresiasi kerja keras dan dedikasi para relawan dalam mengevakuasi korban, namun ada juga yang menyoroti pentingnya kesiapan fisik dan mental sebelum mendaki gunung.

Pentingnya Persiapan Sebelum Naik Gunung

Pentingnya Persiapan Sebelum Naik Gunung

"Salut untuk para relawan yang sudah berjuang mengevakuasi pendaki, semoga diberikan kelancaran rezekinya dan untuk pendaki semoga cepat pulih," komentar seorang warganet.

"Kasihan yg ngangkat, semoga dapat imbalan kebaikan yang setimpal aamiin ," kata warganet lain.

"Harusnya kalau mau naik gunung persiapan dulu, cardio diet atau apa kek biar siap, BB berat + naik gunung kalau belum biasa jalan jauh yaa nyusahin yang ada," sahut yang lain.

"Mendaki itu bukan sekadar naik gunung, tapi juga harus memperhitungkan kondisi fisik, mental dan kemampuan diri. Semoga jadi pelajaran buat yang ingin mendaki," sebut warganet yang lain," saran pengguna yang lain.

"Yang paling bener tuh klo musim ujan dirumah aja misal mau naik gunung siapin sepatu Boot @apboots model tinggi dan jas ujan yg bener bagus selain itu tenda dan makanan yang cukup dan paling utama Badan sehat bener fit," sebut warganet yang lain.

"Mohon maap,itu bb segitu di buat naek gunung apa gak ngap ya?aku bb 65 jln 1kg aja udah capek," timpal warganet lainnya.

Kejadian ini menjadi perhatian bagi para pendaki untuk selalu memperhatikan kondisi fisik dan medan sebelum melakukan perjalanan ke gunung. Pihak relawan juga mengimbau agar para pendaki mempersiapkan diri dengan baik serta mengikuti aturan keselamatan yang berlaku agar kejadian serupa dapat dihindari.

Pendaki Ditinggalkan Teman-Temannya

Pendaki Ditinggalkan Teman-Temannya

Beberapa waktu lalu, aksi seorang pendaki gunung mendadak viral di media sosial. Hal itu terjadi karena ia bertemu seorang pendaki yang alami hipotermia. Pendaki itu disebut ditinggalkan teman-temannya yang ingin mencapai puncak Gunung Slamet di Jawa Tengah.

Dalam unggahan di akun TikTok @davin.aswngga, Minggu, 29 Desember 2024, pendaki tersebut tidak berdaya seorang diri dan ditinggalkan oleh temannya "When lu rela temenin pendaki lain karena kena hipotermia dan udah ga kuat untuk naik lagi sedangkan temennya udah pada naik duluan," tulis keterangan unggahan tersebut.

Pendaki yang mengalami hipotermia itu diketahui berasal dari Brebes. Ia awalnya mendaki secara rombongan berjumlah delapan orang. Namun di pos empat pendakian, anggota rombongannya yang lain memutuskan melanjutkan pendakian hingga ke puncak dan meninggalkan pria itu pada rombongan pendaki lain.

Padahal, si pria sedang menggigil kedinginan. "Pas gua turun dari puncak Gunung Slamet ketemu pendaki yang kena hipo, dia sendiri karena teman-temannya pada lanjut ke puncak karena dia yang nyuruh, sedangkan dia nunggu di trek ini, karena kondisi cuaca yang lagi gak bersahabat. Dia ternyata ada gejala hipotermia," tulis unggahan tersebut.

Bahaya Hipotermia Saat Naik Gunung

Bahaya Hipotermia Saat Naik Gunung

Hipotermia adalah kondisi di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Meninggalkan anggota rombongan yang hipotermia adalah tindakan terlarang saat mendaki gunung bersama-sama.

Untungnya, ia bertemu dengan pendaki lain bernama Davin yang langsung membantu. Informasi itu akhirnya diketahui oleh pihak basecamp gunung tersebut dan langsung mengganjar rombongan tak punya empati itu dengan blacklist alias tidak boleh mendaki Gunung Slamet lagi.

Kejadian tersebut membuat warganet beramai-ramai memberikan komentar. "Beneran kata orang kalau naik gunung itu bisa kelihatan sifat asli seseorang, ada yang setia kawan ada pula yang cuman mentingin diri sendiri," komentar seorang warganet.

"Hipotermia tuh gak bisa disepelekan loh, apa lagi kalau sampe ke tahap yang bisa bikin halusinasi itu bahaya banget kalau gak ada yang dampingi, respec sama yang nemenin," sahut warganet lain.

"Kalo ninggalin teman yg kena hipotermia bakalan di blacklist dri gunung," kata pengguna yang lain.

<p>Daftar barang yang wajib dibawa saat naik gunung. (dok. Liputan6.com/Abdillah)</p>
Sumber : Liputan6.com