6 Fakta Serial Cinta Mati Karya Danial Rifki: Bobot Aliando Turun 12 Kg, Aisyah Aqilah 30 Hari Belajar Balet
30 January 2025, 16:00 WIBSineas Danial Rifki membuka 2025 dengan karya baru, serial Cinta Mati dengan bintang Aliando Syarief. Masih segar dalam ingatan, proyek Cinta Mati ditawarkan rumah produksi Hitmaker Studios kepadanya pertengahan 2024.
"Pertengahan 2024, saya ditawari menggarap Cinta Mati. Kala itu naskah belum final, baru ada premis dan sinopsis tapi saya sangat tertarik. Hitmaker Studios terkenal dengan keberanian mengeksplorasi genre horor," kata Danial Rifki.
Saat itu, Aliando Syarief sudah muncul di deret pemain. Para pemain lain termasuk Aisyah Aqilah ditentukan setelahnya. Cinta Mati adalah drama berbalut aksi dan thriller mengarah ke gore. Mendengar nuansa thriller, Danial Rifki makin tertarik.
Sutradara film Haji Backpaker itu menjanjikan tema yang diusung Cinta Mati related dengan penonton era sekarang. Inilah wawancara eksklusif Showbiz Liputan6.com dengan Danial Rifki soal serial Cinta Mati. Selamat menyimak.
Advertisement
1. Belajar Balet Sebulan
Sejumlah bintang serial Cinta Mati dapat tugas khusus demi mendalami peran. Salah satunya, Aisyah Aqilah sebagai siswi SMA sekaligus balerina dengan cita-cita tinggi. Problem di awal, gerak tubuhnya belum lentur sementara lawan mainnya, punya bakcground balet.
"Aisyah Aqilah belajar balet dari guru selama 30 hari. Bahkan, guru ini hadir di lokasi syuting untuk mengawasi pergerakannya di depan kamera. Salut dia mau belajar demi peran," kata Danial Rifki kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, pekan ini.
Advertisement
2. Turunkan Bobot 12 Kg
Saat dipercaya sebagai Bara, Aliando Syarief lagi gemuk. Bagi Danial Rifki, tubuh gemuk tak masalah mengingat bisa saja Bara diceritakan sebagai cowok psikopat, introver, dan di rumah malas gerak lalu badan menggemuk. Produser Hitmaker Studios, Rocky Soraya punya opini lain.
Ia menantang Aliando melakukan transformasi fisik. "Visinya, menghadirkan lebih banyak elemen aksi dan koreografi yang menuntut Aliando banyak gerak. Karenanya, ia diminta diet dan berhasil turun 12 sampai 14 kg saat syuting dimulai," Danial Rifki membeberkan.
3. Ketika Aliando Merasa Insecure
Danial Rifki salut saat Aliando Syarief mengerjakan tugas dengan baik. Transformasi fisik bintang sinetron Ganteng Ganteng Serigala mencuri perhatian publik. Ini kali pertama Danial Rifki berkolaborasi dengan Aliando. Ia mengaku terkesan.
"Aliando sangat friendly, kocak, citra Dono Warkop-nya masih kentara. Tantangan terbesarnya membangun aura psikopat. Kadang Aliando merasa insecure dengan ekspresi wajah sendiri sehingga kami mencari treatment yang pas agar performanya makin meyakinkan," urainya.
4. Syuting 45 Hari di Jabodetabek
Syuting serial Cinta Mati dilakukan di sekitar Jabodetabek selama 45 hari kerja. Ini bukan kali pertama Danial Rifki menggarap serial. Sebelumnya, ia memproduksi Rencana Besar yang dibintangi Adipati Dolken dan Prisia Nasution.
Meski serial, Cinta Mati dikerjakan dengan pendekatan sinematik. "Yang saya tawarkan kepada Hitmaker Studios dan WeTV, serial dengan pendekatan sinematik. Di luar dugaan, mereka bersemangat karena ingin menjajal hal baru," urai Danial Rifki.
5. Mengarahkan Pemain 3 Generasi
Salah satu yang berkesan selama syuting Cinta Mati, mengarahkan para bintang tiga generasi. Generasi pertama yakni Jeremy Thomas dan Mona Ratuliu. Danial Rifki mengarahkan mereka dengan pendekatan adik minta kakak melakukan sesuatu. Kedua, generasi Aliando dkk.
"Dengan Aliando dan kawan-kawan saya menyampaikan kata-kata kunci, mereka langsung paham. Generasi berikutnya Richelle Skornicki dan kawan-kawan. Saya arahkan dengan detail dan memberi contoh. Pendekatannya berbeda tapi seru sih," ujarnya.
6. Nonton Film Karya David Fincher
Sebelum syuting Cinta Mati, Danial Rifki menonton sejumlah film dan serial luar negeri untuk memperkaya referensi. Salah satunya, serial You karya sineas Greg Berlanti dan Sera Gamble.
"Selain itu saya menonton film karya sineas David Fincher seperti Zodiac, Gone Girl hingga The Social Network untuk mencermati penuturan, menjaga tempo cerita, dan membangun tensi cerita," ia mengakhiri.