Harga Emas Loyo di Tengah Penguatan Dolar AS, Saatnya Beli?

30 January 2025, 07:31 WIB
Harga Emas Loyo di Tengah Penguatan Dolar AS, Saatnya Beli?

Harga emas spot turun 0,4% menjadi USD 2.753,86 per ons. Sementara harga emas berjangka AS naik tipis 0,1% menjadi USD 2.779,80, memperlebar selisih dengan harga emas spot.

Dikutipd ari CNBC, Kamis (30/1/2025), dolar AS menguat 0,3%, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sedangkan imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun meningkat, menjadikan emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.

Pasar aset mengalami sedikit penurunan setelah pernyataan yang lebih hawkish dari yang diharapkan, dengan harga emas sedikit lebih rendah, kata Tai Wong, pedagang logam independen.

Suku Bunga AS

The Fed mempertahankan suku bunga tetap dan memberikan sedikit wawasan mengenai kapan pemotongan biaya pinjaman lebih lanjut akan terjadi dalam ekonomi di mana inflasi tetap di atas target, pertumbuhan berlanjut, dan tingkat pengangguran rendah.

Keputusan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan sudah diperkirakan setelah tiga kali pemotongan suku bunga berturut-turut pada tahun 2024 yang mengurangi suku bunga acuan Fed sebesar satu poin persentase penuh.

"Mungkin ada tingkat penegasan kemandirian Fed mengingat permintaan Presiden Trump untuk suku bunga yang lebih rendah, kata Peter Grant," wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.

"Tetapi saya pikir jalur kebijakan tetap sebagian besar tidak berubah. Jadi dalam arti itu, pemotongan suku bunga mungkin ditunda hingga pertengahan tahun," tambah Grant.

Prediksi Investor

Prediksi Investor

Setelah rilis pernyataan bank sentral, futures suku bunga jangka pendek menunjukkan bahwa investor memperkirakan Fed akan menunda pemotongan suku bunga lagi hingga Juni.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apa yang akan dilakukan oleh kebijakan Presiden Donald Trump dan bank sentral akan meluangkan waktu untuk menilai apa arti rezim kebijakan pemerintah yang baru.

Harga emas mendekati tertinggi sepanjang masa minggu lalu setelah Trump menyerukan suku bunga yang lebih rendah. Emas cenderung berkembang dalam lingkungan suku bunga rendah karena tidak memberikan bunga.

Prediksi Harga Emas Minggu Ini

Prediksi Harga Emas Minggu Ini

Pasar emas kini memasuki periode yang penuh ketegangan dan potensi besar, terutama dengan kebijakan ekonomi yang dicanangkan oleh Presiden Donald Trump. Kebijakan perdagangan yang agresif, termasuk tarif impor yang direncanakan, telah menciptakan dampak signifikan, memicu lonjakan minat investor terhadap harga emas.

Dikutip dari Kitco.com, Senin (27/1/2025), logam mulia ini kembali menjadi sorotan sebagai alat lindung nilai yang sangat efektif untuk mengimbangi inflasi yang terus meningkat.

Sejak dimulainya pemerintahan Trump, serangkaian kebijakan yang berani telah diperkenalkan, termasuk reformasi perdagangan dan keputusan untuk menarik diri dari beberapa perjanjian internasional.

Kebijakan ini, yang tidak hanya mengubah hubungan dagang dengan negara-negara besar, tetapi juga memengaruhi pola pikir investor dalam melihat potensi risiko di pasar global.

Sebagai contoh, Trump telah mengusulkan tarif 25% pada barang-barang yang diimpor dari Kanada dan Meksiko, serta tarif 10% pada barang-barang dari Tiongkok, yang dijadwalkan berlaku mulai 1 Februari.

Tindakan-tindakan ini memiliki dampak signifikan terhadap inflasi, yang diprediksi akan melonjak sebagai akibat dari kenaikan biaya impor.

Permintaan EmasNaik

Deutsche Bank memperkirakan bahwa tarif yang diusulkan dapat meningkatkan inflasi dari 2,9% pada Desember menjadi 3,7% pada akhir tahun 2025.

Sebagai respons terhadap hal ini, permintaan akan emas sebagai instrumen untuk melindungi nilai aset semakin meningkat.

Analis Goldman Sachs menyarankan bahwa, dengan inflasi yang lebih tinggi, investor akan semakin cenderung untuk mengalihkan dananya ke emas sebagai lindung nilai.

Kenaikan harga emas juga dipicu oleh lemahnya nilai tukar dolar AS. Pemotongan pajak yang diusulkan Trump dan langkah deregulasi bisa merangsang perekonomian, namun juga akan meningkatkan utang nasional dan defisit federal.

Ketika dolar AS melemah, emas, yang biasanya diperdagangkan dalam dolar, menjadi lebih menarik bagi investor internasional. Ini menambah faktor pendorong kenaikan harga emas.

Sumber : Liputan6.com