30 Januari 2000: Petaka Pesawat Kenya Airways Jatuh di Laut Pantai Gading 1 Menit Usai Lepas Landas, 107 Orang Tewas
30 January 2025, 06:00 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4411998/original/004423000_1682999130-Thumbnail_Liputan6.com-2.jpg)
Petaka dunia penerbangan terjadi hari ini tahun yang lalu: sebuah pesawat penumpang Kenya Airways yang membawa 179 orang jatuh ke laut tak lama setelah lepas landas dari Bandara Abidjan di Pantai Gading.
Setidaknya tujuh orang dilaporkan telah diselamatkan dari laut, tetapi banyak jenazah dikatakan telah terlihat di dekat tempat pesawat jatuh.
"Penerbangan KQ431 - menuju ibu kota Nigeria, Lagos - lepas landas dari Abidjan pukul 21.08 GMT pada hari Minggu 30 Januari 2000 dan jatuh ke laut hampir seketika," kata pejabat bandara seperti dikutip dari BBC, Kamis (30/1/2025).
Kala itu belum jelas apa yang menyebabkan Airbus A-310 itu jatuh.
Sebagian besar penumpang kecelakaan pesawat itu dilaporkan warga negara Nigeria.
"Kami semua di Kenya Airways menyampaikan simpati terdalam kami kepada keluarga penumpang dan awak yang terlibat dalam kecelakaan pesawat itu," ucap juru bicara maskapai Koome Mwambia.
"Kami sedang mencoba untuk mendapatkan nama-nama penumpang. Langkah selanjutnya adalah menghubungi keluarga mereka," imbuh Koome Mwambia.
Koome Mwambia mengatakan itu adalah kecelakaan besar pertama yang melibatkan pesawat Kenya Airways.
Pencarian
Koresponden mengatakan bahwa beberapa saksi mata mengaku melihat api keluar dari mesin pesawat, sementara yang lain mengatakan mereka mendengar suara-suara sebelum kecelakaan.
Dua helikopter dengan lampu sorot dilaporokan sempat menyisir laut sekitar 1.000 meter dari pantai. Perahu-perahu kecil pun ikut serta dalam pencarian.
Ratusan orang, termasuk keluarga, polisi, dan personel medis, telah berdesakan di pantai dekat lokasi kecelakaan pesawat.
"Kami belum menemukan apa pun," kata seorang pejabat militer Pantai Gading kepada kantor berita Reuters.
Advertisement
Jatuh di Perairan Laut Dalam Semenit Usai Lepas Landas?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4810002/original/016168200_1713851080-silas-baisch-K785Da4A_JA-unsplash.jpg)
Menteri Transportasi Pantai Gading saat itu, Jenderal Abdoulaye Coulibaly mengatakan pencarian terbukti sulit.
"Di daerah ini, ada lubang tanpa dasar. Lubang itu sangat dalam," kata Coulibaly. "... juga malam hari, dan awannya rendah. "Seorang pengawas lalu lintas udara mengatakan pesawat "tidak berhasil naik".
"Pesawat itu berputar. Kami kemudian mencoba menghubungi pesawat itu tetapi tidak merespons," kata pejabat itu.
Pemerintah setempat telah meminta bantuan dari pangkalan militer Prancis di dekatnya.
Laporan The Guardian menyebut pesawat itu, Airbus 310, lepas landas dari Abidjan, Pantai Gading, pada pukul 21.08 malam hanya satu menit kemudian setelah lepas landas, menurut George Dapre Yao, kepala lalu lintas udara di Bandara Felix Houphouet-Boigny, Abidjan.
Petugas darurat - pemadam kebakaran, polisi, tentara, dan penyelam - menyisir pantai dekat lokasi kecelakaan segera setelah kecelakaan untuk mencari korban selamat.
Update korban kemudian mendapati setidaknya sembilan orang diperkirakan selamat, termasuk seorang pria yang berenang ke pantai. Tim penyelamat mengatakan 14 jenazah telah dibawa ke pantai dan setidaknya 49 lainnya datang dengan perahu Senin (31/1/2000) pagi, meninggalkan lebih dari seratus penumpang dan awak yang belum diketahui keberadaannya. Jika dihitung ada 107 orang yang diperkirakan tewas.
Saksi mata mengatakan pesawat itu tampaknya tidak pernah mencapai ketinggian yang cukup saat melintasi tembok bandara dan menuju ke laut, hanya beberapa ratus meter jauhnya.
"Tepat setelah lepas landas, pesawat mulai mengalami masalah," kata Samuel Ogbada Adje, seorang penyintas asal Nigeria yang terbungkus selimut di pelabuhan Abidjan setelah diangkat dari laut oleh tim penyelamat. "Pesawat tidak seimbang dan tiba-tiba kami sudah berada di dalam air."
Advertisement