Bitcoin Turun Usai Donald Trump Tandatangani Perintah Eksekutif Kripto

25 January 2025, 06:00 WIB
Bitcoin Turun Usai Donald Trump Tandatangani Perintah Eksekutif Kripto

Pasca pelantikannya, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memiliki dampak signifikan pada pasar aset digital, termasuk Bitcoin.

Perintah ini membentuk kelompok kerja yang bertugas untuk menemukan cara agar AS dapat memimpin dalam industri kripto.

Selain itu, perintah tersebut juga mencakup evaluasi terhadap kemungkinan pembentukan "cadangan aset digital nasional yang strategis."

Meskipun perintah ini dilihat sebagai langkah maju, reaksi pasar terhadapnya menunjukkan perbedaan pendapat di kalangan investor dan pengamat.

Respons Pasar: Penurunan Harga Bitcoin

Dikutip dari Cointelegraph.com, Sabtu (25/1/2025), tak lama setelah perintah eksekutif ditandatangani, harga Bitcoin (BTC) mulai merosot, turun ke sekitar USD102.220 dari level sebelumnya.

Penurunan ini terjadi meskipun sebelumnya ada optimisme di pasar, yang dipicu oleh postingan dari Senator AS Cynthia Lummis yang mengisyaratkan pengumuman besar yang terkait dengan Bitcoin.

Sebelum perintah eksekutif dikeluarkan, harga BTC sempat melonjak tajam dari USD102.100 ke USD106.850, didorong oleh spekulasi bahwa pengumuman tersebut akan berkaitan dengan pembentukan cadangan Bitcoin strategis nasional.

Perintah eksekutif yang ditandatangani Trump bertujuan untuk mengevaluasi potensi pembentukan cadangan aset digital nasional, yang kemungkinan akan berasal dari mata uang kripto yang disita oleh pemerintah federal dalam upaya penegakan hukum.

Namun, bagian ini memunculkan kekhawatiran di kalangan investor bahwa penciptaan cadangan strategis Bitcoin khusus bukanlah hal yang bisa diwujudkan dalam waktu singkat.

Hal ini tercermin dalam reaksi pasar yang terlihat sebagai penurunan harga setelah pengumuman tersebut.

Arti untuk Masa Depan Bitcoin

Arti untuk Masa Depan Bitcoin

Meskipun perintah eksekutif tersebut mungkin belum memberikan hasil langsung bagi pasar, banyak pemimpin pemikiran di industri kripto tetap optimis tentang langkah ini sebagai bagian dari pergeseran menuju adopsi massal Bitcoin.

Seperti yang sering terjadi dalam pasar kripto, fenomena "beli rumor, jual berita" tampaknya mempengaruhi harga Bitcoin setelah perintah eksekutif tersebut diumumkan.

Analis kripto, seperti Will Clementee III, menyarankan para pedagang untuk tetap sabar dan positif, mengingat bahwa pergeseran paradigma dalam sektor ini mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk terwujud.

Meskipun perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Trump menciptakan harapan besar bagi masa depan Bitcoin dan kripto secara umum, dampaknya terhadap harga Bitcoin menunjukkan ketidaksesuaian antara ekspektasi pasar dan kenyataan.

Para investor dan pengamat kripto kini menunggu langkah konkret berikutnya dari pemerintah AS dan perkembangan lebih lanjut dalam adopsi dan regulasi aset digital.

Bos BlackRock Ramal Harga Bitcoin Sentuh Rp 11,3 Miliar

Bos BlackRock Ramal Harga Bitcoin Sentuh Rp 11,3 Miliar

Sebelumnya, CEO manajer aset dan investasi ternama di AS BlackRock, Larry Fink mengungkapkan perkiraannya pada masa depan kripto dan harga Bitcoin ke depan.

Dalam sebuah wawancara di konferensi Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Fink mengungkapkan bahwa ia meramal harga Bitcoin dapat naik hingga USD 700.000 (Rp 11,3 miliar) per koin di tengah kekhawatiran penurunan nilai mata uang.

CEO Blackrock bilang, alokasi kecil kolektif dari manajer aset antara 2%--5% dapat menjadi pendorong kenaikan harga Bitcoin.

"Jika Anda takut dengan penurunan nilai mata uang Anda atau Anda takut dengan stabilitas ekonomi atau politik negara Anda, Anda dapat memiliki instrumen berbasis internasional yang disebut Bitcoin yang akan mengatasi ketakutan lokal tersebut," ujar Fink kepada Bloomberg.

"Jadi, saya sangat percaya pada pemanfaatan itu sebagai instrumen," lanjutnya.

Selain itu, Fink juga menegaskan pernyataannya dengan menambahkan bahwa ia tidak mempromosikan kripto Bitcoin.

Fink juga mengatakan bahwa ia khawatir tentang kemungkinan inflasi Amerika Serikat yang meningkat selama 12 bulan ke depan.

Ia memperingatkan ada bahaya joka mengasumsikan tingkat inflasi puncak AS sudah tercapai.

Data Inflasi AS

Data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahunan AS untuk tahun 2024 sedikit lebih rendah dari yang diharapkan, yakni sebesar 3,2%. Analis memperkirakan 3,3%.

Namun, beberapa investor dan analis berpendapat bahwa IHK, yang mengukur inflasi berdasarkan keranjang barang-barang rumah tangga umum yang berputar, merupakan ukuran inflasi yang buruk.

Proposal pemegang saham yang diajukan ke Meta pada Januari 2025 menunjukkan, yang meminta perusahaan untuk mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan, menunjukkan bahwa tingkat inflasi sebenarnya bisa dua kali lipat dari angka IHK yang dilaporkan.

Menurut lembaga pemikir tersebut, inflasi IHK rata-rata selama empat tahun terakhir mencapai sekitar 4,95% dan mencapai puncaknya pada 9,1% pada bulan Juni 2022.

"Pada kenyataannya, tingkat inflasi sebenarnya jauh lebih tinggi, dengan beberapa penelitian memperkirakannya hampir dua kali lipat IHK pada saat-saat tertentu. Jadi aset perusahaan perlu meningkat nilainya pada tingkat tersebut agar bisa mencapai titik impas," tulis penulis proposal tersebut.

Sumber : Liputan6.com