Harga Emas Loyo Terseret Rencana Kebijakan Donald Trump
24 January 2025, 07:30 WIBHarga emas turun dari level tertinggi hampir tiga bulan pada perdagangan Kamis, 23 Januari 2025. Harga emas lesu seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dan pelaku pasar fokus terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Mengutip CNBC, Jumat (24/1/2025), harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 2.744,26 per ounce. Harga emas mencapai posisi puncak lebih dari tiga bulan pada perdagangan Rabu, 22 Januari 2025.
Namun, harga emas lebih rendah USD 26,72 dari level tertinggi sepanjang masa di posisi USD 2.790,15 pada Oktober 2024. Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) susut 0,7 persen menjadi USD 2.750,30.
Pergerakan dolar AS mempengaruhi harga emas. Indeks dolar AS naik tipis 0,1 persen sehingga membuat harga emas dolar AS menjadi lebih mahal.
"Dengan dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil treasury, sulit bagie mas untuk terus bergerak naik," ujar Senior Market Strategist RJO Futures, Bob Haberkorn.
Adapun ketidakpastian tentang rencana perdagangan Donald Trump terjadi saat ini. Ia menuturkan, tarif impor dari Kanada, Meksiko, China dan Uni Eropa dapat diumumkan pada 1 Februari 2025. Meski demikian, analis prediksi 1 April 2025 akan menjadi tanggal ketika rencana tarif utama akan diumumkan.
Kurangnya kejelasan tentang kebijakan masa depan telah menyebabkan pelaku pasar berbondong-bondong ke aset safe haven seperti emas untuk melindungi dari volatilitas.
"Kenaikan indeks dolar AS hari ini dan kenaikan imbal hasil treasury AS merupakan kekuatan bearish di luar pasar untuk logam mulia pada hari ini," ujar Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Imbal hasil pada treasury note bertenor 10 tahun juga naik, mengurangi daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Advertisement
Dibayangi Kebijakan The Fed
Di sisi lain, the Federal Reserve (bank sentral AS) akan bertemu pada 28-29 Januari. Pelaku pasar melihat peluang 96 persen kalau the Fed akan mempertahankan suku bunga, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Sementara itu, harga perak di pasar spot turun 1,9 persen menjadi USD 30,19 per ounce, sedangkan harga platinum susut 0,6 persen menjadi USD 940,30.
Donald Trump mengancam Rusia dan negara peserta lainnya dengan pajak, tarif dan sanksi jika kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina tidak segera tercapai. Adapun Rusia adalah produsen palladium terbesar di dunia dan pemasok utama logam itu ke Amerika Serikat (AS). Harga palladium naik 1,5 persen menjadi USD 992,33.
Advertisement
Donald Trump Bikin Tren Harga Emas Naik, Peluang Investasi?
Sebelumnya, harga emas melonjak ke level tertinggi dalam hampir tiga bulan pada Rabu, diperdagangkan sedikit di bawah rekor tertinggi harga emas sepanjang masa.
Lonjakan ini didorong oleh pelemahan dolar AS dan ketidakpastian terkait rencana kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memicu kekhawatiran akan perang dagang dan meningkatnya volatilitas pasar.
Harga Emas Terkini
Dikutip dari CNBC, Kamis (23/1/2025), spot gold naik 0,4% menjadi USD 2.755,58 per ounce pada pukul 14:28 waktu ET.
Harga ini merupakan yang tertinggi sejak 31 Oktober, ketika emas mencapai rekor tertingginya di USD 2.790,15.Sementara itu, kontrak berjangka emas AS (gold futures) meningkat 0,3% menjadi USD 2.768 per ounce.
Pelemahan Dolar AS Memperkuat Emas
Indeks dolar AS turun ke level terendah dalam lebih dari tiga minggu, membuat emas yang dihargai dalam dolar lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
"Ada ketidakpastian terkait tarif dan kebijakan lain, dan emas cenderung berkinerja baik ketika ada ketidakpastian besar atau bahkan sedang di pasar. Emas menjadi tempat perlindungan alami bagi investor," kata Ryan McIntyre, Senior Portfolio Manager di Sprott Asset Management.
Kebijakan Trump
Trump menyatakan, pemerintahannya sedang membahas penerapan tarif 10% pada barang-barang impor dari China mulai 1 Februari. Pada hari yang sama, ia juga mengindikasikan bahwa Meksiko dan Kanada dapat menghadapi tarif sekitar 25%.
Kebijakan tarif ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap inflasi. Secara umum, emas dianggap sebagai aset lindung nilai selama ketegangan ekonomi dan geopolitik, tetapi kebijakan Trump yang cenderung inflasioner dapat memaksa Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama guna mengendalikan tekanan harga.
Investor Menanti Kejelasan Kebijakan Tarif
Hingga kini, Trump belum memberikan rincian lengkap terkait kebijakan tarif yang diusulkannya, membuat investor ragu akan dampak agresivitas kebijakan tersebut terhadap pasar global.
"Trump terlihat sedikit kurang hawkish terhadap tarif dibandingkan yang dikhawatirkan sebelumnya. Tarif yang lebih rendah atau sedikit mengindikasikan inflasi yang lebih rendah, sehingga meningkatkan potensi pemotongan suku bunga," ujar Tai Wong, seorang pedagang logam independen.