Maskapai Amerika Digugat Rp16,3 Miliar karena Diduga Jatuhkan Bongkahan Es Sebesar Semangka ke Atap Rumah Warga
23 January 2025, 07:30 WIBInsiden tak menyenangkan dialami sepasang suami istri, Michael Reese dan Leah Ferrarini, warga California, Amerika Serikat. Mereka mengklaim rumah mereka rusak setelah bongkahan es sebesar semangka jatuh ke atap kamar tidur keduanya.
Insiden itu terjadi tak lama setelah pukul 8 malam, Januari 2024. Pasangan itu menuduh bongkahan es tersebut jatuh dari pesawat Airbus A321 milik maskapai JetBlue yang sedang terbang di atas rumah mereka di Inglewood, saat melayani penerbangan dari Los Angeles ke New York.
Akibat kejadian tersebut, Reese dan Ferrarini mengaku kini menderita insomnia dan tidak bisa tidur nyenyak lagi. Mereka pun ingin pindah dari rumah impian mereka karena merasa tidak aman lagi di sana.
Keduanya lalu menggugat pihak maskapai sebesar USD1 juta atau sekitar Rp16,3 miliar. Tuntutan ganti rugi itu mencakup USD300.000 untuk gangguan emosional; USD300.000 untuk rasa sakit, penderitaan, dan ketidaknyamanan; USD40.000 untuk biaya medis, dan USD360.000 untuk kerusakan properti.
Gugatannya baru diajukan awal bulan ini. Mereka menuduh maskapai tersebut lalai karena menerbangkan pesawat yang berbahaya serta pelanggaran karena pasangan itu tidak mengizinkan JetBlue untuk membiarkan bongkahan es besar memasuki rumah mereka maupun menyebabkan kerusakan.
Mengutip NY Post, Rabu (22/1/2025), setelah kejadian itu, polisi dan petugas pemadam kebakaran dipanggil ke rumah. Berdasarkan gugatan tersebut, Federal Aviation Administration (FAA) selaku regulator penerbangan sipil pun membuka penyelidikan.
Advertisement
Reaksi JetBlue Tanggapi Gugatan
Menurut pernyataan dalam gugatan pasangan itu, hasil penyelidikan FAA menemukan bahwa pesawat tersebut memiliki riwayat masalah air selama enam bulan. Pesawat A321 yang sama diduga menjatuhkan es ke rumah di Massachusetts pada Agustus 2023. Sekitar seminggu setelah kejadian di California, inspeksi pada sistem air pesawat menemukan bahwa flensa katup -- bagian pesawat yang menghubungkan katup ke pipa -- tidak sejajar dan menyebabkan kebocoran, menurut gugatan tersebut.
Dalam pengajuan pengadilan, JetBlue menolak tanggung jawab dan mengatakan bahwa perilaku mereka sesuai dengan standar dan peraturan industri. Perusahaan itu juga meminta pengadilan untuk memberi mereka biaya pengacara untuk biaya gugatan.
"Keselamatan adalah prioritas utama kami dan memandu semua yang kami lakukan," kata JetBlue kepada The Post dalam sebuah pernyataan. Maskapai tersebut menolak untuk berkomentar tentang tuduhan tersebut.
Sebelumnya, insiden terkait benda jatuh dari pesawat juga menimpa maskapai Alaska Airlines pada awal Januari 2024. Jendela pesawat Boeing 737 MAX 9 dengan nomor penerbangan 1282 itu terlepas setelah lepas landas dari Bandara Internasional Portland sekitar pukul 17.00, pada Jumat, 5 Januari 2024, waktu setempat.
Advertisement
Temuan Jendela Pesawat yang Terlepas
Insiden itu memaksa pesawat yang dinaiki 171 penumpang dan enam kru itu mendarat darurat atau putar balik ke bandara Portland, dalam penerbangan menuju Ontario, California. Beberapa hari kemudian, bagian jendela dan dinding berbentuk pintu yang terlepas saat penerbangan itu ditemukan di halaman rumah warga.
Dilansir dari WFTV9, Senin, 8 Januari 2024, Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS menyatakan panel berbentuk pintu, dikenal dengan door plug, itu terlepas hingga meninggalkan seperti sobekan pada bagian kiri pesawat. Kepala NTSB Jennifer Homendy menjelaskan, panel itu jatuh di halaman belakang rumah milik Bob, di Portland, tepatnya di halaman belakang.
Dia mengaku sangat lega bagian pesawat yang hilang itu ditemukan. Menurut Homendy, komponen utama yang hilang itu penting untuk mengungkap penyebab kecelakaan. Penel berbobot 27 kg itu digunakan untuk menutup pintu opsional yang biasa digunakan maskapai low cost carrier. Pintu tidk difungsikan karena bagian itu digunakan untuk tempat duduk penumpang.
Seorang Penumpang Anak Nyaris Tesedot Keluar
Insiden mengerikan itu terjadi 20 menit kemudian saat pesawat berada di langit. Seorang penumpang bernama Evan Smith mengatakan bahwa kala itu ia mendengar suara ledakan di bagian kiri pesawat. "Ada ledakan yang sangat keras di bagian kiri belakang pesawat, setelah itu ada suara 'woosh' dan semua masker udara turun dari kabin," ungkap Evan Smith.
Dari informasi yang diperoleh, saat itu pesawat tengah berada di ketinggian 16.000 kaki (4.876 m). Masker oksigen juga diketahui telah turun untuk pertolongan pertama pada penumpang pesawat. Evan Smith juga menjadi saksi saat seorang anak nyaris menjadi korban lantaran tersedot keluar pesawat.
Video saat jendela pesawat terlepas beredar luas di media sosial. Terlihat para penumpang sempat panik dan khawatir akan tersedot keluar. Baju sang anak bahkan sempat terlepas keluar.
Namun sang ibu berhasil menyelamatkannya sehingga tak ikut terbawa. "Ibunya memeganginya untuk memastikan dia tidak ikut terbawa. Awak kabin kemudian memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman," tambahnya.