Siap-Siap, Indonesia Bakal Kebanjiran Relokasi Pabrik Asal China
19 January 2025, 21:00 WIBWakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza meminta para pengelola kawasan industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam agar bersiap rebut peluang apabila terjadi relokasi pabrik dari China ke Indonesia, menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Hal itu disampaikan Wamenperin ketika berdialog bersama para pengelola kawasan industri di Kawasan Industri Batamindo, Kota Batam, Kepulauan Riau, pada Jumat (17/1/2025). Kunjungan itu juga guna melihat kesiapan 19 kawasan industri yang memungkinkan sebagai tujuan relokasi pabrik asal China.
Menurut Wamen Faisol, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi tujuan relokasi di saat Presiden Trump berencana menetapkan hambatan tarif (barrier tariffs) impor baru untuk seluruh produk yang berasal dari Negeri Tirai Bambu.
"Hal ini ditangkap oleh para pelaku usaha di RRT sebagai sebuah hambatan untuk melakukan ekspor langsung dari RRT ke AS. Mereka melihat kemungkinan berusaha dengan mencari lokasi-lokasi baru terutama di kawasan ASEAN, dan merelokasi pabriknya agar bisa langsung melakukan ekspor dari negara-negara produksi," kata Wamen Faisol.
Wamenperin mengatakan, Indonesia dipandang sebagai negara yang memiliki stabilitas ekonomi, serta strategis lokasinya sebagai tujuan investasi atau relokasi pabrik. Apalagi, berbagai kawasan industri yang berada di KEK Batam cukup siap apabila tren relokasi itu nantinya terjadi.
"Ada beberapa sektor yang memiliki niat untuk relokasi. Oleh karena itu, persiapan dari masing-masing kawasan industri menjadi sangat penting. Selain elektronik, ada juga tekstil, alas kaki, dan otomotif yang rupanya melihat bahwa semakin sulit peluang untuk ekspor dari RRT langsung ke AS," ujar Wamenperin.
Selain mengunjungi Batamindo, Wamen Faisol juga mendatangi Kawasan Industri Bintan Industrial Estate (BIIE), sebagai kawasan yang didesain khusus untuk industri halal. Dengan luas mencapai 4.000 hektare, menurut Wamenperin, BIIE juga berpeluang besar dikembangkan melalui relokasi perusahaan-perusahaan yang berasal dari RRT.
"Semua upaya relokasi ini dan kesiapan industri di KEK Batam ini dalam rangka memperkuat Indonesia sebagai negara yang bisa memproduksi barang-barang manufaktur, yang kita bangga dengan tulisan Made in Indonesia di setiap produk," tutur Faisol.
Advertisement
Donald Trump Ingin Kunjungi China Usai Resmi Jadi Presiden AS
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan berencana mengunjungi China setelah resmi menjabat.
Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ) pada 18 Januari 2025, rencana ini menjadi bagian dari upaya awal Trump dalam membangun hubungan dengan China.
Dikutip laman Straits Times, Minggu (19/1), Trump dilaporkan telah menyampaikan kepada para penasihatnya bahwa ia ingin melakukan perjalanan ke China dalam 100 hari pertama masa kepresidenannya. Informasi ini diungkapkan oleh narasumber yang akrab dengan diskusi tersebut.
Selain itu, WSJ menyebutkan bahwa perwakilan Trump dan Presiden China Xi Jinping telah membahas kemungkinan pertemuan langsung antara kedua pemimpin. Salah satu opsinya adalah Trump mengundang Xi untuk berkunjung ke Amerika Serikat.
Advertisement
China Kirim Wakil untuk Hadiri Pelantikan Trump
Dalam langkah diplomatik yang menunjukkan kesiapannya memperkuat hubungan bilateral, China akan mengirim Wakil Presiden Han Zheng untuk menghadiri pelantikan Trump pada 19 Januari. Media resmi China pada 17 Januari melaporkan bahwa Beijing siap meningkatkan kerja sama dengan pemerintahan Trump.
Namun, hingga saat ini, Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan tersebut.