Apa Itu Mandi Junub: Pengertian, Tata Cara, dan Manfaatnya
25 February 2025, 23:59 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2224250/original/057554600_1527051081-Dream.jpg)
Pengertian Mandi Junub
Mandi junub merupakan salah satu bentuk bersuci dalam ajaran Islam yang wajib dilakukan oleh seorang muslim ketika dalam keadaan berhadas besar. Secara bahasa, junub berasal dari kata bahasa Arab "janabah" yang berarti jauh. Sedangkan secara istilah syariat, junub adalah keadaan seseorang yang tidak suci karena telah mengeluarkan air mani atau melakukan hubungan suami istri.
Mandi junub disebut juga dengan istilah mandi wajib atau mandi besar. Tujuan utama dari mandi junub adalah untuk menghilangkan hadas besar sehingga seseorang kembali dalam keadaan suci dan diperbolehkan melakukan ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur'an, dan lainnya.
Kewajiban mandi junub ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 6:
"Dan jika kamu junub maka mandilah."
Ayat tersebut dengan jelas memerintahkan orang yang dalam keadaan junub untuk mandi. Para ulama sepakat bahwa hukum mandi junub adalah wajib bagi setiap muslim yang telah baligh, baik laki-laki maupun perempuan.
Mandi junub berbeda dengan mandi biasa karena ada tata cara dan rukun khusus yang harus dipenuhi agar sah menurut syariat. Mandi junub juga memiliki niat tersendiri yang harus diucapkan di awal mandi. Jika tidak dilakukan dengan benar sesuai ketentuan syariat, maka mandi tersebut tidak menghilangkan hadas besar dan ibadah yang dilakukan menjadi tidak sah.
Advertisement
Penyebab Mandi Junub
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang wajib melakukan mandi junub, di antaranya:
- Keluarnya air mani, baik karena mimpi basah maupun dengan sengaja
- Bersetubuh atau berhubungan suami istri, meskipun tidak sampai keluar mani
- Haid dan nifas bagi wanita
- Melahirkan
- Meninggal dunia (dimandikan oleh orang lain)
- Masuk Islam (bagi mualaf)
Keluarnya air mani menjadi penyebab utama seseorang wajib mandi junub. Hal ini berlaku baik bagi laki-laki maupun perempuan. Air mani yang keluar karena syahwat, baik saat tidur (mimpi basah) maupun terjaga, mewajibkan mandi junub.
Bagi pasangan suami istri, bersetubuh atau melakukan hubungan intim juga mewajibkan keduanya untuk mandi junub, meskipun tidak sampai keluar mani. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:
"Apabila seorang laki-laki duduk di antara empat anggota tubuh wanita (istrinya) kemudian bersungguh-sungguh kepadanya, maka wajib mandi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Khusus bagi wanita, keluarnya darah haid dan nifas juga mewajibkan mandi junub setelah darah tersebut berhenti. Begitu pula setelah melahirkan, seorang ibu wajib mandi junub meskipun tidak keluar darah nifas.
Advertisement
Rukun dan Syarat Mandi Junub
Agar mandi junub sah menurut syariat, ada beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
Rukun Mandi Junub
- Niat
- Meratakan air ke seluruh tubuh
Niat merupakan rukun pertama yang wajib ada dalam mandi junub. Niat dilakukan di awal mandi bersamaan dengan membasuh anggota tubuh pertama kali. Adapun lafaz niat mandi junub adalah:
Nawaitul ghusla li raf'il hadatsil akbari fardhan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat mandi untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah Ta'ala."
Rukun kedua adalah meratakan air ke seluruh tubuh, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tidak boleh ada bagian tubuh yang terlewat dari basuhan air, termasuk lipatan-lipatan kulit dan rambut.
Syarat Mandi Junub
- Islam
- Berakal
- Baligh
- Air yang suci dan mensucikan
- Tidak ada penghalang sampainya air ke kulit
Syarat-syarat tersebut harus terpenuhi agar mandi junub dianggap sah. Air yang digunakan harus suci dan mensucikan, bukan air yang telah berubah warna, rasa atau baunya. Selain itu, tidak boleh ada penghalang yang mencegah air sampai ke kulit, seperti cat kuku, lilin, atau kotoran yang menempel.
Tata Cara Mandi Junub
Berikut ini adalah tata cara mandi junub yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW:
- Membaca basmalah dan berniat mandi junub
- Mencuci kedua telapak tangan sebanyak 3 kali
- Membersihkan kemaluan dan kotoran yang menempel di badan
- Berwudhu dengan sempurna seperti wudhu untuk shalat
- Membasuh kepala sebanyak 3 kali sambil menyela-nyela rambut
- Menuangkan air ke bagian kanan badan lalu bagian kiri, masing-masing 3 kali
- Menggosok-gosok badan agar air merata ke seluruh tubuh
- Membasuh kedua kaki
Dalam melakukan mandi junub, dianjurkan untuk menghemat air dan tidak berlebih-lebihan. Rasulullah SAW biasa mandi junub dengan 1 sha' air (sekitar 3,5 liter) atau maksimal 5 mud (sekitar 3,5-4,5 liter).
Bagi wanita yang berambut panjang, tidak wajib mengurai kepangan rambut. Cukup membasahi pangkal rambut dan mengalirkan air hingga merata ke seluruh rambut. Hal ini berdasarkan hadits dari Ummu Salamah RA:
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku seorang wanita yang mengepang rambutku, apakah aku harus mengurainya untuk mandi junub?" Beliau menjawab: "Tidak, cukup bagimu menyiramkan air ke kepalamu tiga kali siraman, kemudian guyurlah seluruh tubuhmu, maka engkau telah suci." (HR. Muslim)
Sunnah-Sunnah Mandi Junub
Selain rukun dan syarat wajib, ada beberapa sunnah yang dianjurkan saat mandi junub, yaitu:
- Membaca basmalah di awal mandi
- Mencuci tangan sebelum memasukkannya ke bejana air
- Berwudhu terlebih dahulu sebelum mandi
- Mendahulukan bagian kanan daripada kiri
- Menggosok-gosok anggota badan
- Berturut-turut dalam membasuh anggota badan
- Menyela-nyela rambut dan jenggot
- Mengalirkan air ke lipatan-lipatan kulit
- Membersihkan lubang telinga dan pusar
- Menghemat penggunaan air
Melakukan sunnah-sunnah tersebut akan menyempurnakan mandi junub dan mendatangkan pahala tambahan. Namun jika ditinggalkan, mandi junub tetap sah selama rukun-rukunnya terpenuhi.
Manfaat Mandi Junub
Mandi junub tidak hanya bermanfaat secara spiritual, tapi juga memiliki manfaat kesehatan, di antaranya:
- Membersihkan dan menyegarkan tubuh
- Melancarkan peredaran darah
- Menenangkan pikiran dan jiwa
- Menghilangkan bau badan
- Mencegah penyakit kulit
- Meningkatkan kebugaran
- Memulihkan stamina setelah berhubungan suami istri
Secara spiritual, mandi junub mengembalikan kesucian seorang muslim sehingga dapat kembali melakukan ibadah dengan sah. Mandi junub juga merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT yang akan mendatangkan pahala.
Dari segi kesehatan, mandi junub membersihkan tubuh secara menyeluruh sehingga terhindar dari berbagai penyakit kulit. Air yang mengalir ke seluruh tubuh juga membantu melancarkan peredaran darah. Selain itu, mandi junub dapat menyegarkan badan dan pikiran, terutama setelah berhubungan suami istri.
Hal-Hal yang Dilarang Saat Junub
Seseorang yang dalam keadaan junub dilarang melakukan beberapa hal berikut sebelum mandi junub:
- Shalat fardhu maupun sunnah
- Thawaf di Ka'bah
- Menyentuh dan membawa mushaf Al-Qur'an
- Membaca Al-Qur'an
- Berdiam diri di masjid
Larangan-larangan tersebut berlaku hingga seseorang melakukan mandi junub dengan sempurna. Jika terpaksa melewati atau masuk masjid, orang yang junub harus bertayamum terlebih dahulu.
Adapun untuk membaca dzikir, doa, atau shalawat diperbolehkan bagi orang yang junub. Begitu pula makan, minum, tidur dan aktivitas sehari-hari lainnya tetap diperbolehkan meski dalam keadaan junub.
Perbedaan Mandi Junub Laki-Laki dan Perempuan
Secara umum, tata cara mandi junub antara laki-laki dan perempuan adalah sama. Namun ada beberapa perbedaan kecil, yaitu:
- Bagi perempuan yang berambut panjang, tidak wajib mengurai kepangan rambut. Cukup membasahi pangkal rambut dan mengalirkan air hingga merata.
- Laki-laki dianjurkan untuk menyela-nyela jenggot saat membasuh wajah, sedangkan perempuan tidak.
- Perempuan yang baru selesai haid atau nifas dianjurkan menggunakan wewangian di area kemaluan setelah mandi junub.
- Niat mandi junub untuk perempuan setelah haid atau nifas berbeda dengan niat mandi junub biasa.
Perbedaan-perbedaan tersebut disesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing. Namun secara esensi, tata cara mandi junub antara laki-laki dan perempuan adalah sama.
Mitos dan Fakta Seputar Mandi Junub
Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait mandi junub. Berikut ini beberapa mitos beserta faktanya:
Mitos: Mandi junub harus dilakukan segera setelah berhubungan suami istri
Fakta: Mandi junub boleh ditunda asalkan tetap dilakukan sebelum waktu shalat berikutnya tiba. Bahkan Rasulullah SAW pernah tidur dalam keadaan junub lalu bangun untuk shalat subuh setelah mandi junub.
Mitos: Air mandi junub harus 7 ember
Fakta: Tidak ada ketentuan jumlah air untuk mandi junub. Yang penting air merata ke seluruh tubuh. Rasulullah SAW biasa mandi junub dengan 1 sha' air (sekitar 3,5 liter).
Mitos: Orang junub tidak boleh makan dan minum
Fakta: Orang junub boleh makan, minum, dan beraktivitas normal. Yang dilarang hanya ibadah tertentu seperti shalat dan membaca Al-Qur'an.
Mitos: Mandi junub harus di tempat tertutup
Fakta: Mandi junub boleh dilakukan di mana saja asalkan terlindung dari pandangan orang lain. Tidak harus di kamar mandi tertutup.
Mitos: Rambut harus dibasahi sampai ke akar
Fakta: Cukup membasahi bagian luar rambut hingga merata. Tidak wajib sampai ke akar rambut.
Penting untuk memahami fakta yang benar seputar mandi junub agar dapat melakukannya sesuai tuntunan syariat tanpa memberatkan diri.
Pertanyaan Umum Seputar Mandi Junub
Apakah boleh berwudhu setelah mandi junub?
Boleh. Bahkan dianjurkan berwudhu setelah mandi junub jika hendak melakukan shalat atau ibadah lainnya. Namun jika sudah berwudhu saat mandi junub, tidak perlu berwudhu lagi.
Bagaimana jika lupa niat saat mandi junub?
Jika lupa niat di awal mandi, hendaknya segera berniat begitu ingat selama air belum mengering di badan. Jika sudah mengering, maka wajib mengulangi mandi junub dari awal.
Apakah boleh mandi junub dengan air hangat?
Boleh menggunakan air hangat untuk mandi junub. Tidak ada larangan terkait suhu air yang digunakan, asalkan air tersebut suci dan mensucikan.
Bagaimana hukum mandi junub saat puasa?
Mandi junub tidak membatalkan puasa. Bahkan dianjurkan bagi orang yang junub untuk segera mandi sebelum waktu imsak agar dapat berpuasa dalam keadaan suci.
Apakah wajib mandi junub jika hanya keluar madzi?
Keluarnya madzi tidak mewajibkan mandi junub, cukup berwudhu saja. Yang mewajibkan mandi junub adalah keluarnya air mani.
Kesimpulan
Mandi junub merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mengalami hadas besar. Tata caranya telah diatur dalam syariat Islam dan memiliki hikmah baik secara spiritual maupun kesehatan. Dengan memahami ketentuan mandi junub secara benar, seorang muslim dapat menjalankan ibadahnya dengan sempurna dan meraih kebersihan lahir batin. Mandi junub bukan sekadar ritual, tapi juga bentuk ketaatan kepada Allah SWT yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat.