Ulama Tersohor Taliban Afghanistan Ditembak Saat Pimpin Salat Isya di Pakistan

20 April 2024, 16:14 WIB
Ulama Tersohor Taliban Afghanistan Ditembak Saat Pimpin Salat Isya di Pakistan

Seorang ulama ternama Taliban dilaporkan tewas diserang sekelompok orang bersenjata.

Pemerintahan Taliban di Afghanistan, Jumat 19 April 2024 mengonfirmasi bahwa salah satu ulama terkemuka mereka dibunuh oleh penyerang tak dikenal di negara tetangga, Pakistan.

Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas penembakan mematikan itu.

Melansir VOA Indonesia, Sabtu (20/4/2024), korban yang diidentifikasi sebagai Mohammad Omar Jan Akhundzada, sedang memimpin salat Isya di sebuah masjid di Kota Quetta, Pakistan barat daya, pada hari Kamis (18/4) ketika orang-orang bersenjata menyerbu dan menembaknya hingga tewas. Pelaku kemudian melarikan diri, menurut polisi setempat.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pada hari Jumat (19/4) di platform media sosial X bahwa Akhundzada adalah bagian dari komite pengawasan pemerintah yang terdiri dari para cendekiawan muslim terkemuka dan mengajar di madrasah "jihadi" pusat di Kota Kandahar, Afghanistan selatan. Mujahid juga mencuit foto korban tersebut.

Berbagai sumber di Afghanistan melaporkan bahwa cendekiawan yang dibunuh itu adalah penasihat senior pemimpin tertinggi Taliban yang tertutup, Hibatullah Akhundzada, yang berbasis di Kandahar dan memerintah Afghanistan dari sana melalui fatwa yang berakar pada interpretasi ketatnya terhadap Islam.

Seorang pejabat senior Taliban menjelaskan bahwa komite pengawas terdiri dari ulama terkemuka dan bertanggung jawab untuk meninjau berbagai peraturan sebelum diterapkan untuk memastikan bahwa semuanya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

ISIS-K Dalang Serangan Sebelumnya

ISIS-K Dalang Serangan Sebelumnya

Quetta adalah ibu kota Provinsi Baluchistan di perbatasan Pakistan.

Pemimpin Taliban Akhundzada sendiri bermarkas di Provinsi Pakistan itu dan mengarahkan serangan pemberontak dari sana terhadap pasukan asing pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan hingga penarikan mereka pada Agustus 2021, yang membuka jalan bagi kelompok fundamentalisnya untuk merebut kembali kendali Afghanistan.

Sejak itu, beberapa tokoh agama dan pejabat Taliban juga telah dibunuh di Afghanistan, termasuk ibu kotanya, Kabul.

ISIS-Khorasan, afiliasi ISIS regional dan saingan sengit Taliban, telah mengaku bertanggung jawab atas banyak serangan tersebut.

Taliban Penjarakan Wartawan, Kebebasan Pers di Afghanistan Kian Dipertanyakan

Taliban Penjarakan Wartawan, Kebebasan Pers di Afghanistan Kian Dipertanyakan

Sementara itu, para pendukung kebebasan pers menyerukan kepada otoritas de facto Taliban di Afghanistan untuk membebaskan seorang wartawan lokal yang dipenjara atas tuduhan yang tidak disebutkan.

Wartawan itu, Habib Rahman Taseer, ditahan oleh badan intelijen Taliban di provinsi Ghazni awal bulan ini.

Menurut Pusat Jurnalis Afghanistan, atau AFJC, Taseer kemudian dipindahkan ke penjara provinsi pada Rabu (17/4).

"Kami menuntut pembebasannya segera dan tanpa syarat," kata AFJC dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir VOA Indonesia, Jumat (19/4/2024).

Para pejabat di Kementerian Informasi dan Kebudayaan Afghanistan, yang menaungi sebuah komisi yang mengatur media, tidak menanggapi permintaan komentar mengenai penahanan Taseer.

Taliban terus melakukan penganiayaan terhadap wartawan dan kontributor yang terkait dengan media Afghanistan yang beroperasi di luar negeri.

Dua wartawan di Afghanistan mengatakan kepada VOA bahwa pihak berwenang Taliban secara rutin melacak individu-individu yang menyediakan konten untuk organisasi-organisasi terlarang tersebut.

"Saya tahu beberapa orang yang ditahan dan baru dibebaskan setelah memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan bekerja untuk saluran-saluran terlarang itu," kata salah satu wartawan, yang tidak mau disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Selengkapnya di sini...

Taliban Kembali Gelar Eksekusi Mati di Depan Publik

Taliban Kembali Gelar Eksekusi Mati di Depan Publik

Sebelumnya Taliban jadi sorotan karena dikabarkan melakukan eksekusi mati terhadap pelaku pembunuhan.

Menurut seorang jurnalis AFP di tempat kejadian. Pihak berwenang Taliban secara terbuka mengeksekusi dua pria yang dihukum karena pembunuhan di sebuah stadion sepak bola di Afghanistan timur pada hari Kamis (22 Februari 2024).

Kedua pria tersebut dieksekusi dengan beberapa tembakan di Kota Ghazni, setelah pejabat Mahkamah Agung Atiqullah Darwish membacakan surat perintah kematian yang ditandatangani oleh Pemimpin Tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada.

"Kedua orang ini dihukum karena tindak pidana pembunuhan," kata Darwish. "Setelah dua tahun diadili di pengadilan negara tersebut, perintah tersebut telah ditandatangani."

Ribuan orang berkumpul di stadion untuk menyaksikan eksekusi tersebut.

Keluarga korban laki-laki yang dihukum hadir, termasuk perempuan dan anak-anak, dan ditanya apakah mereka ingin memberikan penangguhan hukuman pada menit-menit terakhir kepada terpidana, namun mereka menolak dalam kedua kasus tersebut.

Kerabatnya juga ditawari untuk melakukan eksekusi sendiri, sejalan dengan penerapan hukum Islam oleh pemerintah Taliban, anggota pasukan keamanan akhirnya membunuh kedua pria tersebut setelah mereka menolak.

Mereka yang terkena eksekusi mati diidentifikasi sebagai Said Jamal dan Gul Khan, keduanya bersalah atas pembunuhan dengan pisau pada September 2017 dan Januari 2022, menurut pernyataan Mahkamah Agung.

Pernyataan itu mengatakan Akhundzada telah melakukan "penyelidikan luar biasa" terhadap kasus mereka.

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Sumber : Liputan6.com